Pengertian Teori Berguru Berdasarkan Para Ahli

Pengertian Teori Belajar Menurut Para Ahli merupakan proses dimana dalam proses mencar ilmu menghasilkan pengajaran yang baik, manjemen yang baik dengan memakai teori belajar yang disukai. Baiklah dibawah ini ada beberapa teori belajar. Menurut Para ahli


BEBERAPA TEORI-TEORI BELAJAR:

  1. Teori mencar ilmu Skinner “Operant Conditioning”
  2. Teori Belajar Conditining of Learning, Robert M. Gagne
  3. Teori Belajar Perkekmembangan Kognitif Jean Piaget
  4. Teori Belajar Sosial Albert Bandura
  5. Teori Belajar Orang Dewasa
  6. Teori Pembelajaran Orang Dewasa 
  7. Teori stimulus-respon
  8. Teori medan
  9. Teori asosiasi atau behaviorisme
  10. Teori organismik, gestalt dan teori medan



a) Teori Operant Conditioning
Teori operant conditioning dimulai pada tahun 1930-an. Burhus Fredik Skinner selama periode teori stimulus (S)- Respons ( R) untuk menyempurnakan teorinya Ivan Pavlo yang disebut “Classical Conditioning”. Skinner oke dengan konsepnya John Watson bahwa psikologi akan diterima sebagai sain (science) kalau studi tingkah laris (behavior) tersebut sanggup diukur, menyerupai ilmu fisika, teknik, dan sebagainya.

Menurut Skinner , mencar ilmu yaitu proses perubahan tingkah laris yang harus sanggup diukur. Bila pembelajar (peserta didik) berhasil belajar, maka respon bertambah, tetapi kalau tidak mencar ilmu banyaknya respon berkurang, sehingga secara formal hasil mencar ilmu harus bisa diamati dan diukur. Hasil temuan skinner terdapat tiga komponen dalam mencar ilmu yaitu: Discriminative stimulus (SD) Response Reinforcement (penguatan) - penguatan positif- penguatan negative


b) Teori Conditioning Of Learning, Robert M. Gagne
Teori ini ditemukan 41d7 oleh Gagne yang didasarkan atas hasil riset wacana faktor-faktor yang kompleks pada proses mencar ilmu manusia. Penelitiannya diamksudkan untuk menemukan teori pembelajaran yang efektif. Analisanya dimulai dari identifikasi konsep hirarki belajar, yaitu urut-urutan kemampuan yang harus dikuasai oleh pembelajar (peserta didik) semoga sanggup mempelajari hal-hal yang lebih sulit atau lebih kompleks. Menurut Gagne mencar ilmu memberi bantuan terhadap pembiasaan yang diharapkan untuk berbagi proses yang logis, sehingga perkembangan tingkah laris (behavior) yaitu hasil dari imbas mencar ilmu yang komulatif (gagne, 1968). Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa mencar ilmu itu bukan proses tunggal. Belajar berdasarkan Gagne tidak sanggup didefinisikan dengan mudah, alasannya mencar ilmu bersifat kompleks. Gagne (1972) mendefinisikan mencar ilmu yaitu : prosedur dimana seseorang menjadi anggota masyarakat yang berfungsi secara kompleks. Kompetensi itu meliputi, skill, pengetahuan, attitude (perilaku), dan nilai-nilai yang diharapkan oleh manusia, sehingga mencar ilmu yaitu hasil dalam banyak sekali macam tingkah laris yang selanjutnya disebut kapasitas atau outcome. Kemampuan-kemampuan tersebut diperoleh pembelajar (peserta didik) dari :

  1. Stimulus dan lingkungan
  2. Proses kognitif


Menurut Gagne mencar ilmu sanggup dikategorikan sebagai berikut :

  1. Verbal information (informasi verbal)
  2. Intellectual Skill (skil Intelektual)
  3. Attitude (perilaku)


Cognitive taktik (strategi kognitif)Belajar informasi verbal merupakan kemampuan yang dinyatakan , menyerupai menciptakan label, menyusun fakta-fakta, dan menjelaskan. Kemampuan / unjuk kerja dari hasil belajar, menyerupai menciptakan pernyataan, penyusunan frase, atau melaporkan informasi.

Kemampuan skil intelektual yaitu kemampuan pembelajar yang sanggup memperlihatkan kompetensinya sebagai anggota masyarakat seperti; menganalisa berita-berita. Membuat keseimbangan keuangan, memakai bahasa untuk mengungkapkan konsep, memakai rumus-rumus matematika. Dengan kata lain ia tahu “ Knowing how” Attitude (perilaku) merupakan kemampuan yang menghipnotis pilihan pembelajar (peserta didik) untuk melaksanakan suatu tindakan. Belajar mealui model ini diperoleh melalui pemodelan atau orang yang ditokohkan, atau orang yang diidolakan.

Strategi kognitif yaitu kemampuan yang mengontrol administrasi mencar ilmu si pembelajar mengingat dan berpikir. Cara yang terbaik untuk berbagi kemampuan tersebut yaitu dengan melatih pembelajar memecahkan masalah, penelitian dan menerapkan teori-teori untuk memecahkan dilema ril dilapangan. Melalui pendidikan formal diharapkan pembelajar menjadi “self learner” dan “independent tinker”.


c) Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget (Cognitive Development Theory)
Menurut Piaget pengetahuan (knowledge) yaitu interksi yangterus menerus antara individu dengan lingkungan. Fokus perkembangan kognitif Piaget yaitu perkembangan secara alami fikiran pembelajar mulai bawah umur hingga dewasa. Konsepsi perkembangan kognitif Piaget, duturunkan dari analisa perkembangan biologi organisme tertentu. Menurut Piaget, intelegen (IQ=kecerdasan) yaitu menyerupai system kehidupan lainnya, yaitu proses adaptasi. Menurut Piaget ada tiga perbedaan cara berfikir yang merupakan prasyarat perkekmbangan operasi formal, yaitu; gerakan bayi, semilogika, praoprasional pikiran anak-anak, dan operasi kasatmata bawah umur dewas.

Ada empat faktor yang menghipnotis perkembangan kognitif yaitu :

  1. lingkungan fisik
  2. kematangan
  3. pengaruh social
  4. proses pengendalian diri (equilibration) (Piaget, 1977)


Tahap perkembangan kognitif :

  1. Periode Sensori motor (sejak lahir – 1,5 – 2 tahun)
  2. Periode Pra Operasional (2-3 tahun hingga 7-8 tahun)
  3. Periode operasi yang kasatmata (7-8 tahun hingga 12-14 tahun)
  4. Periode operasi formal


Kunci dari keberhasilan pembelajaran yaitu instruktur/guru/dosen/guru harus memfasilitasi semoga pembelajar sanggup berbagi berpikir logis.


d) Teori Berpikir Sosial (social Learning Theory)
Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura seorang psikolog pendidikan dari Stanford University, USA. Teori mencar ilmu ini dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana orang mencar ilmu dalam seting yang alami/lingkungan sebenarnya. Bandura (1977) menghipotesiskan bahwa baik tingkah laris (B), lingkungan (E) dan kejadian-kejadian internal pada pembelajar yang menghipnotis persepsi dan agresi (P) yaitu merupakan hubungan yang saling besar lengan berkuasa (interlocking), Harapan dan nilai menghipnotis tingkah laku.

Tingkah laris sering dievaluasi, bebas dari umpan balik lingkungan sehingga mengubah kesan-kesan personal Tingkah laris mengaktifkan kontingensi lingkungan Karakteristik fisik menyerupai ukuran, ukuran jenis kelamin dan atribut sosial menumbuhkan reaksi lingkungan yang berbeda. Pengakuan sosial yang berbeda menghipnotis konsepsi diri individu. Kontingensi yang aktif sanggup merubah intensitas atau arah aktivitas.

Tingkah laris dihadirkan oleh model Model diperhatikan oleh pelajar (ada penguatan oleh model) Tingkah laris (kemampuan dikode dan disimpan oleh pembelajar). Pemrosesan kode-kode simbolik Skema hubungan segitiga antara lingkungan, faktor-faktor personal dan tingkah laku.

Skema
Proses Kognitif Pembelajar
Pembelajar bisa memperlihatkan kompetensi/tingkah laku
Performance/unjuk kerja
Motivasi pembelajar mengolah tingkah laku

Proses perhatian sangat penting dalam pembelajaran alasannya tingkah laris yang gres (kompetensi) tidak akan diperoleh tanpa adanya perhatian pembelajar. Proses retensi sangat penting semoga pengkodean simbolik tingkah laris ke dalam visual atau kode verbal dan penyimpanan dalam memori sanggup berjalan dengan baik. Dalam hal ini rehearsal (ulangan ) memegang peranan penting.

Proses motivasi yang penting yaitu penguatan dari luar, penguatan dari dirinya sendiri dan Vicarius Reinforcement (penguatan alasannya imajinasi).

Lebih lanjut berdasarkan Bandura (1982) penguasaan skill dan pengetahuan yang kompleks tidak hanya bergantung pada proses perhatian, retensi, motor reproduksi dan motivasi, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur yang berasal dari diri pembelajar sendiri yakni “sense of self Efficacy” dan “self – regulatory system”. Sense of self efficacy yaitu keyakinan pembelajar bahwa ia sanggup menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai standar yang berlaku.

Self regulatory yaitu menunjuk kepada 1) struktur kognitif yang memberi acuan tingkah laris dan hasil belajar, 2) sub proses kognitif yang merasakan, mengevaluasi, dan pengatur tingkah laris kita (Bandura, 1978). Dalam pembelajaran sel-regulatory akan memilih “goal setting” dan “self evaluation” pembelajar dan merupakan dorongan untuk meraih prestasi mencar ilmu yang tinggi dan sebaliknya.

Menurut Bandura semoga pembelajar sukses instruktur/guru/dosen/guru harus sanggup menghadirkan model yang memiliki imbas yang kuat terhadap pembelajar, berbagi “self of mastery”, self efficacy, dan reinforcement bagi pembelajar.

Berikut Bandura mengajukan anjuran untuk berbagi taktik proses pembelajaran yaitu sebagi berikut :

1. Analisis tingkah laris yang akan dijadikan model yang terdiri :

  • Apakah karekter dari tingkah laris yang akan dijadikan model itu berupa konsep, motor skil atau efektif?
  • Bagaimanakah urutan atau sekuen dari tingkah laris tersebut?
  • Dimanakah letak hal-hal yang penting (key point) dalam sekuen tersebut?


2. Tetapkan fungsi nilai dari tingkah laris dan pilihlah tingkah laris tersebut sebagai model.

  • Apakah tingkah laris (kemampuan yang dipelajari) merupakan hal yang penting dalam kehidupan dimasa datang? (success prediction)
  • Bila tingkah laris yang dipelajari kurang memberi manfaat (tidk begitu penting) model manakah yang lebih penting?
  • Apakah model harus hidup atau simbol? Pertimbangan soal biaya, pengulangan demonstrasi dan kesempatan untuk memperlihatkan fungsi nilai dan tingkah laku.
  • Apakah reinforcement yang akan didapat melalui model yang dipilih?


3. Pengembangan sekuen instruksional

  • Untuk mengajar motor skill, bagaimana caramengerjakan pekerjaan/kemampuan yang dipelajari :how to do this” dan bukannya “not this”. Langkah-langkah manakah berdasarkan sekuen yang harus dipresentasikan secara perlahan-lahan


4. Implementasi pengajaran untuk menunut proses kognitif dan motor reproduksi.
a. motor skill

  • hadirkan model
  • beri kesempatan kepada tiap-tiap pembelajar untuk latihan secara simbolik
  • beri kesempatan kepada pembelajar untuk latihan dengan umpan balik visual

b. proses kognitif

  • Tampilkan model, baik yang didukung oleh kode-kode verbal atau petunjuk untuk mencari konsistensi pada banyak sekali contoh
  • Beri kesempatan kepada pembelajar untuk menciptakan ihtisar atau summary
  • Jika yang dipelajari yaitu pemecahan dilema atau taktik penerapan beri kesempatan pembelajar untuk berpartisipasi secaraaktif
  • Beri kesempatan pembelajar untuk menciptakan generalisasi ke banyak sekali siatuasi.



e) Teori Belajar Orang dewasa
Gagne membagi teori mencar ilmu dalam 3 famili :

  • conditioning
  • modeling
  • kognitif

Kingsley dan Garry membagi teori mencar ilmu dalam 2 bab yaitu ;

  • teori stimulus-respon
  • teori medan

Taba membagi teori mencar ilmu menjadi 2 famili :

  • teori asosiasi atau behaviorisme
  • teori organismik, gestalt dan teori medan


Di dalam pembahasan akan difokuskan pada teori mencar ilmu orang dewasa. Ada aliran inkuiri yang merupakan landasan teori mencar ilmu dan mengajar orang cukup umur yaitu : “scientific stream” dan “artistic atau intuitive/reflective stream”. Aliran “scientific stream” yaitu menggali atau menemukan teori gres wacana mencar ilmu orang cukup umur melalui penelitian dan eksperimen . Teori ini diperkenalkan oleh Edward L. Thorndike dengan pubilkasinya “ Adult Learning”, pada tahun 1928.

Pengertian Teori Belajar Menurut Para Ahli Pengertian Teori Belajar Menurut Para Ahli

Pada aliran artistic, teori gres ditemukan melalui instuisi dan analisis pengalaman yang memperlihatkan perhatian wacana bagaimana orang cukup umur belajar. Aliran ini diperkenalkan oleh Edward C. Lindeman dalam penerbitannya “ The Meaning of Adult Education” pada tahun 1926 yang sangat dipengaruhi oleh filsafat pendidikan John Dewey. Menurutnya sumber yang paling berkhasiat dalam pendidikan orang cukup umur yaitu pengalaman penerima didik. Dari hasil penelitian, Linderman mengidentifikasi beberapa perkiraan wacana pembelajar orang cukup umur yang dijadikan fondasi teori mencar ilmu orang cukup umur yaitu sebagai berikut :

  1. Pembelajar orang cukup umur akan termotivasi untuk mencar ilmu alasannya kebutuhan dan minat dimana mencar ilmu akan memperlihatkan kepuasan
  2. Orientasi pembelajar orang cukup umur yaitu berpusat pada kehidupan, sehingga unit-unit pembelajar sebaiknya yaitu kehidupan kasatmata (penerapan) bukan subject matter.
  3. Pengalaman yaitu sumber terkaya bagi pembelajar orang dewasa, sehingga metode pembelajaran yaitu analisa pengalaman (experiential learning).
  4. Pembelajaran orang cukup umur memiliki kebutuhan yang mendalam untuk mengarahkan diri sendiri (self directed learning), sehingga tugas guru sebagai instruktur.
  5. Perbedaan diantara pembelajar orang cukup umur semakin meningkat dengan bertambahnya usia, oleh alasannya itu pendidikan orang cukup umur harus memberi pilihan dalam hal perbedaan gaya belajar, waktu, daerah dan kecepatan belajar.
Pengertian Teori Belajar Menurut Para Ahli

0 Response to "Pengertian Teori Berguru Berdasarkan Para Ahli"

Post a Comment