Kemukjizatan Al-quran
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kita sering menilai sesuatu itu tidak mungkin lantaran logika kita telah terpaku dengan kebiasaan atau dengan hukum-hukum alam atau aturan alasannya ialah dan akhir yang kita ketahui,sehingga bila ada sesuatu yang tidak sejalan dengan hukum-hukum itu kita segera menolak dan mengatakannya mustahil.
Dalam kehidupan ini, ada yang dinamakan aturan alam atau dalam bahasa agamawan
dinamakan sunnatullah, yakni ketetapan-ketetapan tuhan yang lazim berlaku dalam kehidupan kasatmata mirip aturan alasannya ialah atau akibat, insan mengetahui sebagian dari hukum-hukum tersebut tapi belom mengetahui seluruhnya.
Mu'jizat para Nabi boleh jadi juga memiliki hukum-hukum tersendiri yang bila faktor-faktor penyebabnya terhimpun lahirlah apa yang disebut suatu hal yang "luar biasa". pada khirnya kita sanggup mengulan-ulang ucapan Einstein, "apa yang terjadi semuanya terwujud oleh suatu kekuatan yang maha Dahsyat lagi Maha Mengetahui".
kalau demikian, apakah kejadian yang "luar biasa " atau mu'jizat itu sanggup dikatakan bertentangan? terperinci tidak! hanya saja keterbatasan logika atau pengetahuan manusialah yang akan menjadikannya sukar dijangkau atau dipahami.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah mu’jizat sanggup terjadi ?
C. Tujuan
1. Dapat menjelaskan bagaimana mu’jizat sanggup terjadi.
KEMU’JIZATAN AL-QUR’AN
A.Pengertian mu’jizat
Perkataan mu’jizat dari segi bahasa berarti melemahkan,menundukkan atau suatu yang tak sanggup ditandingi. Dari segi istilah berarti melemahkan,menundukkan atau suatu yang tak sanggup ditandingi. Dari segi istilah berarti suatu kasus yang insan biasa tak bisa melaksanakannya,baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
Al-Qur’an ialah mu’jizat yang diberikan kepada nabi Muhammad SAW disamping mu’jizat lainnya. Al-Qur’an merupakan mu’jizat dia yang paling tinggi,paling besar dan paling ampuh untuk menaklukkan orang-orang yang ingkar terhadap kenabian beliau.
Tidak sanggup dipungkiri lagi bahwa kemu’jizatan,keagungan dan kemuliaan Al-Qur’an telah menunjukkan ide bagi setiap lapisan masyarakat disepanjang zaman untuk menggali aspek-aspek yang tidak mungkin ditiru.
Al-Qur’an memiliki keistimewaan bila dibandingkan dengan mu’jizat-mu’jizat para nabi sebelumnya. Mu’jizat para Nabi sebelumnya merupakan mu’jizat yang hanya sanggup diindera dan dibuktikan oleh kaum dan orang-orang yang sezaman dengan Nabi tersebut,sedang orang-orang setelahnya tidak sanggup mengetahui adanya mu’jizat tersebut kecuali melalui berita,sedangkan mu’jizat Al-Qur’an ialah mu’jizat yang sanggup dindera dan dibuktikan oleh seluruh insan disetiap masa hingga hari kiamat.
Hal ini telah dijelasakn oleh Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya :
“Setiap Nabi niscaya diberi sesuatu yang serupa dengannya insan akan meyakininya tetapi yang diberikan kepadaku ialah wahyu yang telah diturunkan Allah kepadaku (Al-Qur’an),maka ku berharap menjadi Nabi yang paling banyak pengikutnya”.
Imam Jalaluddin As-Suyuti memberi syarah (penjelasan) hadits tersebut yaitu :
“Mu’jizat para Nabi telah hilang dengan berlalunya masa mereka ,tidak sanggup disaksikan oleh orang-orang yang semasa dengannya dalam pada itu mu’jizat Al-Qur’an senantiasa ada hingga hari kiamat”.
Lalu dimanakah letak kemu’jizatan Al-Qur’an ?. Kemu’jizatan Al-Qur’an tidak lain terletak dalam uslub (gaya pengungkapan) yang dipakai untuk mengungkapkan makna-makna.
Imam Al-Khaththabi berkata :
Al-Qur’an itu menjadi mu’jizat tiada lain lantaran Al-Qur’an itu telah tiba dengan lafaz-lafaz yang fasih dalam susunan yang paling baik,Al-Qur’an sanggup mengungkapkan makna-makna dengan cara yang paling fasih dan telah dimaklumi bahwa mendatangkan makna-makna itu dengan uslub yang mirip itu serta menghilangkan semua makna tersebut dalam suatu susunan yang teratur ialah suatu hal yang tidak bisa dilakukan oleh manusia.
Uslub Al-Qur’an yang merupakan segi kemu’jizatanya itu Nampak terperinci dalam tiga aspek,antara lain :
- Lafaz-lafaz dan susunan kata (tarkib) yang digunakan,Al-QUr’an telah memakai lafaz-lafaz dengan susunan kata yang amat unik. Ayat-ayat yang memakai lafaza lembut untuk mengungkapakan makna lembut,makna yang bernafsu untuk diungkapkan dengan lafaz yang bernafsu dan seterusnya. Ayat yang memakai lafaz yang lembut untuk mengungkapkan makna yang lembut terdapat pada surat Al-Insan : 17-18
17. Di dalam syurga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya ialah jahe.
18. (yang didatangkan dari) sebuah mata air nirwana yang dinamakan salsabil.
18. (yang didatangkan dari) sebuah mata air nirwana yang dinamakan salsabil.
Bandingkan dengan dengan ayat yang memakai lafaz bernafsu untuk mengungkapkan makna yang bernafsu terdapat pada surat An-Naba’ :21-22
21. Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya) ada kawasan pengintai.
22. Lagi menjadi kawasan kembali bagi orang-orang yang melampaui batas,
- Irama kata yang digunakan,susunan huruf-huruf dan kata-kata dalam Al-Qur’an tersusun dalam irama yang amat unik tidak sanggup dijumpai dalam pembicaraan manusia,baik syair maupun kalimat bersajak,sebagai pola dalam surat At-Ta’wir : 15-18
15. Sungguh, Aku bersumpah dengan bintang-bintang,
16. Yang beredar dan terbenam,
17. Demi malam apabila Telah hampir meninggalkan gelapnya,
18. Dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing,
16. Yang beredar dan terbenam,
17. Demi malam apabila Telah hampir meninggalkan gelapnya,
18. Dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing,
Ayat tersebut menyebutkan karakter “sin” berulang-ulang yang ternyata sangat sesuai dengan makna yang diungkapkan yaitu keheningan malam yang menyinsingnya fajar,juga pada ayat dingklik yang terdapat pengulangan pada karakter “lam” sebanyak 23 kali,dimaksudkan untuk menyimak makna ayat dengan penuh perhatian.
- Lafaz dan susunan kata yang dipakai meliputi makna yang beraneka ragam dan menyeluruh,Al-Qur’an telah menunjukkan makna yang panjang lebar (mendalam) dengan memakai lafaz yang ringkas,sebagai pola dalam surat Al-Baqarah : 179.
179. Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, Hai orang-orang yang berakal, biar kau bertakwa.
Penggalan ayat tersebut lafaznya sedikit tetapi bila diuraikan maknanya akan panjang lebar.
B.Unsur-unsur yang menyertai mu’jizat
Dari definisi mu’jizat berdasarkan pakar agama islam yaitu “ Suatu hal yang luar biasa yang terjadi melalui seorang yang mengaku Nabi sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu untuk melaksanakan atau mendatangkan hal yang serupa namun mereka tidak bisa melayani tantangan itu”. Sehingga jikalau kita memperhatikan definisi tersebut terlihat sekian banyak unsur penting yang harus menyertai sesuatu itu sehingga ia sanggup dinamakan mu’jizat,unsur-unsur tersebut adalah
a. Hal atau kejadian luar biasa
Yang dimaksud luar biasa disini ialah sesuatu yang berada diluar jangkauan alasannya ialah dan akhir yang diketahui hukum-hukumnya secara umum,jadi dengan demikian hipnotisme atau sihir misalnya,walaupun sekilas terlihat absurd atau luar biasa namun lantaran sanggup dipelajari maka ia tidak termasuk dalam pengertian “luar biasa” dalam definisi diatas.
b. Terjadi atau dipaparkan oleh seorang yang mengaku nabi
Tidak tidak mungkin terjadi hal-hal diluar kebiasaan pada diri siapapun.Namun apabila bukan dari seorang yang mengaku Nabi ,maka ia tidak dinamakan mu’jizat. Boleh jadi sesuatu yang luar biasa tampak pada diri seorang yang kelak bakal manjadi Nabi ,inipun tidak dinamakan mu’jizat tetapi irhash,boleh jadi juga kelurbiasaan itu terjadi pada seorang yang taat dan dicintai Allah ,tetapi inipun tidak dinamakan mu’jizat hal ini dinamakan karamah atau kekeramatan yang bahkan tidak tidak mungkin terjadi pada seseorang yang durhaka kepada-Nya.Nabi Muhammad SAW ialah Nabi terakhir maka tidak mungkin lagi terjadi suatu mu’jizat sepeninggal beliau,walaupun ini bukan berarti bahwa keluarbiasaan tidak sanggup terjadi cukup umur ini.
c. Mengandung tantangan terhadap yang mencurigai kenabian
Tantangan ini harus berbarengan dengan pengakuannya sebagai Nabi dan tantangan tersebut harus pula merupakan sesuatu yang sejalan dengan ucapan sang Nabi.
d. Tantangan tersebut tidak bisa atau gagal dilayani.
Bila yang ditantang berhasil melaksanakan hal yang serupa maka ini berarti bahwa pengukuhan sang penantang tidak terbukti,perlu digarisbawahi bahwa kandungan tantangan harus benar-benar dipahami oleh yang ditantang,bahkan untuk lebih menunjukan tantangan mereka biasanya aspek kemu’jizatan masing-masing Nabi ialah hal-hal yang sesuai dengan bidang keahlian umatnya.
Ada beberapa orang yang mencurigai kemungkinan terjadinya “keluarbiasaan”. Bukankah aneka keluarbiasaan tersebut bertentangan dengan logika sehingga tidak mungkin terjadi ?
Sesungguhnya keluarbiasaan itu tidak tidak mungkin berdasarkan pandangan logika yang sehat dan tidak pula bertentangan dengannya,yang sebetulnya terjadi ialah bahwa keluarbiasaan itu hanya sukar,tidak atau belum sanggup dijangkau hakikat atau cara kejadiannya oleh akal.
Mu’jizat berfungsi sebagai bukti kebenaran para Nabi. Keluarbiasaan yang tampak atau terjadi melalui mereka itu diibaratkan sebagai ucapan Tuhan : ” Apa yang dikatakan oleh sang Nabi ialah benar,dia ialah utusan-Ku,dan buktinya ialah Aku melaksanakan mu’jizat itu.”
Sumber daya insan sungguh sangat besar dan tidak sanggup dibayangkan kapasitasnya. Potensi kalbu yang merupakan salah satu sumber daya insan sanggup menghasilkan hal-hal yang luar biasa yang boleh jadi tidak diakui oleh orang yang tidak mengenalnya,hal ini sama dengan penolakan generasi terdahulu wacana banyaknya kenyataan masa sekarang yang lahir dari pengembangan daya pikir.
Sama sekali bukan suatu hal yang tidak mungkin apabila kesucian jiwa para Nabi sanggup menghasilkan _melalui tunjangan Allah_peristiwa luar biasa dipandang dari ukuran hukum-hukum alam yang diketahui umum,padahal sesungguhnya ia memiliki hukum-hukumnya tersendiri dan yang sanggup dilakukan oleh siapapun selama terpenuhi syarat-syaratnya.
Untuk lebih lengkap Makalah Kemukjizatan Al-quran silahkan klik dibawah ini!!! Download disini!
0 Response to "Makalah Kemukjizatan Al-Quran"
Post a Comment