Konsep Ihwal Status Sosial Ekonomi Orang Tua

1.    Status Sosial Ekonomi

Pengertian Status Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi berasal dari tiga buah kata yang mempunyai makna yang berbeda-beda. status yaitu penempatan orang pada suatu jabatan tertentu sedangkan status sosial yaitu sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang insan sebagai makluk sosial dalam masyarakatnya sedangkan Ekonomi adalah  berasal dari kata ekos dan nomos yang berarti rumah tangga. Yang secara harfiah keadaan rumah tangga.


Sedangkan pendapat lain menyampaikan bahwa status sosial ekonomi merupakan faktor fisik yang sanggup mempengaruhi hasil pada belum dewasa (http://mediaindonesia.com/index.php?ar_id=Nzk2NQ)

Dalam lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada pembeda-bedaan yang berlaku dan diterima secara luas oleh masyarakat. Di sekitar kita ada orang yang menempati jabatan tinggi ibarat gubernur dan wali kota dan jabatan rendah ibarat camat dan lurah. Di sekolah ada kepala sekolah dan ada staf sekolah. Di RT atau RW kita ada orang kaya, orang biasa saja dan ada orang miskin.

Perbedaan itu tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung jawab sosial saja, namun juga terjadi akhir perbedaan ciri fisik, keyakinan dan lain-lain. Perbedaan ras, suku, agama, pendidikan, jenis kelamin, usia atau umur, kemampuan, tinggi badan, cakep jelek, dan lain sebagainya juga membedakan insan yang satu dengan yang lain.

Hurlock (1981) menyatakan bahwa masa kritis pertumbuhan hasil berguru yaitu pada usia sekolah dimana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Meskipun pada usia ini hasil berguru akan gampang untuk dibentuk, seringkali proses pembentukan ini dihalangi oleh faktor-faktor, baik internal maupun eksternal.Salah satu faktor eksternal yang turut berperan dalam menghambat pembentukan hasil berguru yaitu SES. Siswa dengan SES rendah menjadi yakin bahwa dirinya tidak sanggup berhasil di sekolah. Selain itu, teman-teman dan saudara-saudara mereka juga tidak pernah menuntaskan sekolah sehingga bagi mereka merupakan duduk masalah yang biasa saja (Garcia, 1991 dalam Woolfolk, 1993)

Latar belakang siswa yang kurang menguntungkan mungkin menjadi penyebab rendahnya tingkat kecerdasan mereka, tetapi mereka tetap mempunyai peluang untuk berhasil jikalau mempunyai hasil yang tinggi untuk berguru (Stipek dan Ryan, 1997). Faktor-faktor yang besar lengan berkuasa terhadap hasil berguru meliputi aspek budaya, keluarga, sekolah, dan pribadi siswa (Wlodkowski, 1990). 

Siswa dengan latar belakang yang kurang beruntung hidup di tengah lingkungan kemiskinan yang tidak selalu mementingkan pendidikan alasannya yaitu ada kebutuhan lain yang lebih didahulukan. Sikap orang bau tanah terhadap pendidikan anak serta permasalahan dalam keluarga sebagai akhir dari permasalahan ekonomi juga menghambat anak dalam menumbuhkan hasil berguru (Limyati, 1999 dalam http://mediaindonesia.com/index.php?ar_id=Nzk2NQ)

Dari pengertian di atas maka penulis sanggup menyimpulkan bahwa orang yang mempunyai status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.

B.    Konsep Tentang Hasil Belajar Pendidikan Agam Islam
a.    Pengertian Hasil Belajar
Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar.

Dua konsep berguru mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses berguru mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar.

Oleh alasannya yaitu itu hasil berguru yang dimaksud di sini yaitu kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa sehabis ia mendapatkan perlakukan dari pengajar (guru),  ibarat yang dikemukakan oleh Sudjana.

Hasil berguru yaitu kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sehabis mendapatkan pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan berdasarkan Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil berguru mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan keinginan (Sudjana, 2004 : 22).

Dari pendapat di atas sanggup disimpulkan bahwa hasil berguru yaitu kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa sehabis ia mendapatkan perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga sanggup mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

b.    Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil berguru

Hasil berguru yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 1989 : 39). Dari pendapat ini faktor yang dimaksud yaitu faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya ibarat yang dikemukakan oleh Clark (1981 : 21) menyatakan bahwa hasil berguru siswa disekolah 70 % dipengaruhi oleh  kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling mayoritas berupa kualitas pembelajaran (Sudjana, 2002 : 39).

"Belajar  yaitu suatu perubahan perilaku, akhir interaksi dengan lingkungannya" (Ali Muhammad, 204 : 14). Perubahan sikap dalam proses berguru terjadi akhir dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi biasanya berlangsung secara sengaja. Dengan demikian berguru dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya apabila terjadi perubahan dalam diri individu maka berguru tidak dikatakan berhasil.

Hasil berguru siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud yaitu profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang sikap (psikomotorik).

Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil berguru siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil berguru yaitu sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya perjuangan atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam banyak sekali aspek kehidupan sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan evaluasi terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam banyak sekali aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laris secara kuantitatif.

0 Response to "Konsep Ihwal Status Sosial Ekonomi Orang Tua"

Post a Comment