Memimpin sebuah Sekolah di Era Digital |
Dengan 30 tahun sebagai pendidik (lebih dari separuh ketika ini menjadi kepala sekolah), saya telah mengalami banyak perubahan dalam apa yang terjadi di sebuah sekolah. Kini lebih dari sebelumnya, kita menghadapi evolusi siswa kita menyerupai kita belum pernah menyaksikan semenjak kering menghapus papan tulis.
Momen transformasional
Sesekali, kita sanggup mengalami saat-saat yang membentuk langkah selanjutnya. Beberapa tahun yang kemudian ini terjadi pada saya. Brandon yaitu siswa kelas empat di Corporate Landing Elementary School. Brandon yaitu murid yang cerdas tapi saya tahu beliau tidak melakukannya dengan baik di kelas. Dia tidak tertarik dengan apa yang sedang terjadi di kelas. Dia mempunyai seorang guru tradisional tapi kelas semacam itu tidak memenuhi kebutuhannya. Siswa hanya tidak berguru dari lembar kerja. Setelah sekolah, beliau akan begitu terlibat dalam permainan video sakunya sehingga Anda mustahil mengganggunya. Saya menyadari pada ketika itu bahwa kalau kita sanggup mentransfer pelajaran ke format itu, siswa akan menyukainya. Sejak ketika itu, saya memastikan bahwa saya berguru sebanyak mungkin perihal murid gres di sekolah kami, tapi bagaimana kami sanggup memenuhi kebutuhan kelas mereka dengan lebih baik.Saat Kepala Sekolah bersin sekolah terjangkit flu
Guru hanya akan melaksanakan apa yang dilakukan pemimpin mereka. Ada beberapa yang akan mengambil kendali dan pergi, tapi kebanyakan melihat kepada kita untuk memimpin mereka. Saya menyadari bahwa kalau kita ingin bertemu dengan murid-murid kita di mana mereka berada, saya harus mewujudkannya. Sebagian besar guru kami ingin menjadi yang terbaik, tapi mereka paling sering mencari proteksi untuk mencapainya. Merupakan tanggung jawab kami untuk menawarkan kesempatan pengembangan profesional yang terus berlanjut untuk guru kami yang relevan untuk melibatkan pelajar kala ke-21. Menyediakan alat-alat yang sesuai dan menjaga arus mereka dalam alat-alat itu hanya akan memudahkan guru kita untuk tumbuh dengan tingkat evolusi yang kita lihat bersama penerima didik kita.Anda sanggup membicarakannya tapi lebih baik Anda jalan-jalan.
Saya selalu menyampaikan bahwa saya tidak akan pernah meminta guru melaksanakan sesuatu kalau saya tidak sanggup melakukannya sendiri. Bagaimana kita sanggup meminta guru untuk mencoba taktik dan alat gres untuk memenuhi kebutuhan penerima didik mereka kalau kita tidak mau keluar dari zona kenyamanan kita sendiri? Jika kita meminta guru untuk mengajar tanpa lembar kerja, namun kita menyerahkan makalah dalam pertemuan kita, apa yang memperlihatkan guru kita? Kami banyak bicara perihal distributor mahasiswa, namun cenderung mengabaikan agensi guru. Jika kita membuatkan guru kita - maka kita sedang membuatkan siswa kita. Sebagai kepala sekolah, saya telah memaksa diri untuk berguru cara gres untuk melaksanakan pekerjaan dengan memakai alat digital. Guru melihat itu. Saya selalu menyampaikan bahwa kalau saya mau berguru cara baru, mengapa orang lain di sekolah kita tidak melaksanakan hal yang sama?Tidak apa-apa gagal
Sekali selama presentasi guru, salah satu video saya tidak berhasil. Awalnya saya pikir itu jelek dan memalukan; tapi segera saya menyadari bahwa itu yaitu salah satu hal terbaik yang sanggup terjadi. Guru perlu tahu bahwa ketika Anda menantang diri Anda untuk tumbuh, ada kalanya hal-hal yang mungkin tidak berjalan sesuai rencana. Saya menciptakan satu titik untuk membiarkan orang lain tahu bahwa selama Anda meregangkan diri dan mencoba hal gres untuk melibatkan siswa Anda, itu akan terjadi dan tidak apa-apa. Mereka yang belum melaksanakan kesalahan belum mencoba sesuatu yang baru. Guru merasa nyaman dengan ini kalau mereka tahu kepala sekolah mereka melaksanakan hal yang sama. Mereka akan tumbuh pada tingkat yang lebih cepat kalau mereka merasa kondusif mengambil risiko. Mengambil risiko harus menjadi bab dari percakapan yang sedang berlangsung. Selama beberapa tahun terakhir, para pendidik yang menantang diri mereka untuk tumbuh dan memakai alat gres di kelas yaitu yang mengambil risiko. Itu sudah berubah. Sekarang yang TIDAK memakai alat gres dan melanjutkan praktik tradisional mengambil risiko lebih besar. Mereka berisiko kehilangan murid mereka setiap hari. Siswa hari ini membutuhkan guru yang berbeda dari yang mereka lakukan beberapa tahun yang lalu."Jika kita mengajar murid hari ini dengan pelajaran kemarin, kita merampasnya besok" - John Dewey.
Pemimpin Sekolah Hari Ini
Kami selalu berbicara perihal kepala sekolah sebagai pemimpin instruksional. Kita juga harus menyadari bahwa pemimpin instruksional ini kini lebih merupakan pemimpin transformasional. Jika kita mengharapkan guru mengubah kelas mereka, kita harus mengubah sekolah. Pemimpin transformasional akan tetapkan visi dan tujuan; membawa spanduk teknologi di sekolah; model penggunaan alat digital dan dukung penggunaannya di seluruh sekolah; terlibat dalam kegiatan PD yang berfokus pada integrasi pembelajaran transformasional dalam acara berguru siswa-; berikan PD untuk guru dan staf untuk memfasilitasi pembelajaran transformasional (setiap tahun saya mendedikasikan 100% dana pengembangan profesional sekolah kami untuk mengirim guru ke konferensi TechEd); menjadi advokat untuk alat digital untuk mendukung pembelajaran; dan mengkomunikasikan nilai dan pentingnya Tech kepada semua pemangku kepentingan.
0 Response to "Memimpin Sebuah Sekolah Di Kala Digital"
Post a Comment