Kurikulum 2013 k13 - Selamat tiba di blog Pendidikan terbaru, pada kesempatan yang berbahagia ini admin bakal share mengenai Macam-macam Teknik Asesmen (Penilaian). Namun sebelumnya, silahkan anda baca terlebih dahulu ulasan berikut ini:
Untuk lebih mengenal dan memahami diri dan lingkungan penerima didik perlu dilakukan asesmen, biar bimbingan dan konseling yang diberikan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan kasus konseli. Dalam pelaksanaannya, asesmen perlu dilakukan guru bimbingan dan konseling sebelum, selama, dan setelah pelaksanaan bimbingan dan konseling berlangsung. Karena asesmen merupakan pengumpulan data yang penting dan dilakukan dangan hati – hati sesuai dengan kaidahnya sehingga pelaksanaan bimbingan dan konseling sanggup diperoleh konseli dengan tepat.
Adapun teknik – teknik asesmen yang digunakan dalam bimbingan dan konseling terdiri atas teknik non tes dan teknik tes.
A. Teknik non tes
Ini merupakan alat bantu sederhana yang sengaja dirancang atau yang pribadi digunakan oleh guru BK untuk mendapat informasi yang dibutuhkan sehingga guru BK sanggup memberi pinjaman bimbingan dan konseling secara tepat. Adapun teknik non tes yang bisa digunakan adalah:
1. Observasi
Observasi termasuk salah satu teknik non tes yang dilakukan dengan cara meninjau secara cermat dan melaksanakan pencatatan secara sistematis kepada hal – hal yang tampak pada objek yang diamati.
Observasi dikenal dengan pengamatan yang sering diterapkan dengan melihat secara cermat apa yang sedang atau apa yang telah dilakukan oleh sesuatu yang diamati. Sehingga observasi sagat mempunyai kegunaan untuk guru BK, khususnya untuk mengetahui hal – hal yang tidak bisa diukur oleh alat ukur lain (alat tes).
Untuk membantu aktivitas observasi ada beberapa instrument observasi yang dibutuhkan untuk membantu aktivitas observasi seperti:
a. Daftar Cek
Untuk membantu pengamat mengamati sesorang secara sistematis, objektif dan merekam hasil obsevasi diharapkan daftar cek. Daftar cek merupakan daftar yang memuat aspek – aspek yang mungkin ada pada sebuah situasi, tingkah laku, dan aktivitas (individu/kelompok) yang akan diamati. Daftar cek ini berisi item – item pertanyaan atau tanda dari factor – factor yang relevan dengan kasus yang sedang diamati. Dalam penerapannya daftar cek sangat sederhana, alasannya ialah tinggal menunjukkan tanda cek dari ada atau tidaknya aspek yang diamati pada daftar.
b. Skala Penilaian (Rating Scale)
Skala evaluasi adalah alat pengumpulan data dalam observasi yang memuat daftar tanda-tanda tingkah laris yang dicatat/cek secara berskala. Skala evaluasi mengandung evaluasi individu yang biasanya terdiri dari suatu daftar yang berisi tanda – tanda atau ciri yang harus dicatat secara bertingkat, sehingga dalam penerapannya tinggal memberi tanda bulat atau cek pada tanda atau ciri yang nampak pada dikala pengamatan. Skala evaluasi ini dijabarkan dalam bentuk bilangan atau angka, dalam bentuk kata - kata deskripsi dan dalam bentuk grafis (grafis).
c. Catatan Anekdot (Anecdotal Records)
Catatan anekdot atau catatan bersiklus merupakan alat pencatatan pengamatan pribadi suatu peristiwa yang dianggap perlu dari kondisi dan sikap individu. Biasanya format catatan anekdot terdiri dari siapa objek sedang yang diamati dan table yang membuktikan tanggal, tempat, waktu, peristiwa, kejadian/pengamatan, dan keterangan.
2. Angket
Dalam bimbingan dan konseling di sekolah angket merupakan alat penghimpun sejumlah informasi yang relevan untuk keperluan bimbingan dan konseling. Angket berisi serangkaian pernyataan atau pertanyaan tertulis yang diajukan kepada konseli (responden) untuk memperoleh tanggapan secara tertulis. Angket lebih efisien, ditinjau dari pembiayaan dan jumlah responden sehingga cocok digunakan kalau jumlah reponden cukup besar. Adapun jenis – jenis angket, yaitu angket tertutup, angket terbuka, angket kombinasi terbuka tertutup, atau angket pribadi dan angket tidak langsung.
3. Wawancara
Teknik wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab dan bukan percakapan yang lazim digunakan sehari-hari. Karena wawancara dalam hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam bimbingan dan konseling. Sehingga tanya jawab dilangsukan dengan terencana, sistematis, dan terarah pada tujuan bimbingan dan konseling. Wawancara ada yang dilangsungkan secara tatap muka pribadi dan sanggup juga dilakukan secara tidak pribadi ibarat melalui media komunikasi telepon, internet dan lain –lain
4. Sosiometri
Untuk meneliti korelasi social individu maka teknik yang sempurna untuk digunakan ialah sosiometri. Karena sosimetri merupakan cara mengumpulkan data untuk mengetahui popularitas seseorang dalam kelompoknya serta untuk meneliti kesulitan korelasi seseorang terhadap sobat - temannya dalam kelompok, baik dalam aktivitas belajar, bermain, bekerja, dan aktivitas - aktivitas kelompok lainnya.
Sosiometri juga merupakan alat yang sempurna untuk mengatahui stuktur social sekelompok individu dan kondisi korelasi antara penerima didik dan siapa yang perlu mendapat pinjaman bimbingan dan konseling. Sosiometri dijalankan dengan cara meminta kepada setiap individu dalam kelompok untuk menentukan anggota kelompok lain yang sesuai atau yang diminta di sosiometri. Setelah data diperoleh data dirangkum dalam matrik sosiometri dan penggambaran korelasi sosial sanggup dibentuk dalam bentuk skema atau bentuk lajur, bulat atau bentuk bebas.
5. Outobiografi
Untuk bisa membantu penerima didik dalam mengatasi permasalahan atau kesulitan yang mengganggu proses berguru dan menghambat perkembangannya. Guru bimbingan konseling menerapkan otobiografi sebagai alat pengumpulan data yang berupa dongeng yang ditulis oleh penerima didik dari riwayat kehidupannya pada rentang waktu tertentu. Otobiografi ini berisi perihal banyak sekali insiden yang pernah dialami, sedang dialami atau yang masih menjadi cita-cita/harapan. Dalam penerapannya, otobiografi terdiri dari 2 bentuk yaitu : berstruktur sesuai yang diminta oleh guru bimbingan dan konseling. Dan tidak berstruktur, yang mana penerima didik diberikan kebebasan dan keterbukaan untuk menulis otobiografinya.
6. Daftar cek kasus (DCM)
Daftar cek kasus sudah dikenal sebagai daftar cek yang khusus untuk mengungkap atau memancing kasus yang pernah dialami seseorang. Karena daftar cek kasus (inventory) merupakan daftar yang berisi kemungkinan kasus yang disusun untuk membantu atau memancing individu mengemukakan kasus yang dialaminya dan membantu guru bimbingan konseling memahami individu yang perlu mendapat bimbingan khusus.
Ada 11 kelompok kasus yang biasanya tertera dalam DCM yaitu: 1. Kesehatan, 2. Keuangan, 3. Pergaulan/social, 4. Agama/kepercayaan, 5. Pekerjaan/jabatan, 6. Keluarga, 7. Kepribadian/emosional, 8. Kemampuan/bakat, 9. Belajar, 10. Rekreasi/penggunaan waktu senggang, 11. Asmara percintaan.
7. AUM
Alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan kasus – kasus konseli dengan guru bimbingan dan konseling ialah AUM. AUM merupakan sebuah instrimen standar dan sederhana yang dikembangkan oleh Prayitno, dkk. Yang digunakan untuk membantu guru bimbingan dan konseling untuk bisa mengerti dengan benar ibarat apa kasus – kasus yang dihadapi konseli. AUM terdiri dari 2 jenis yaitu AUM umum dan AUM PTSDL.
AUM umum digunakan untuk mengungkap dan memahami kasus – kasus umum yang secara menyeluruh dirasakan seseorang. AUM umum dibentuk untuk mengungkap 10 bidang kasus konseli yang mencakup sejumlah item ibarat :
a. Jasmani dan kesehatan, 25 item
b. Diri pribadi, 20 item
c. Hubungan social, 15 item
d. Ekonomi dan keuangan, 15 item
e. Karier dan pekerjaan, 15 item
f. Pendidikan dan pelajaran, 45 item
g. Agama, Nilai, dan Moral, 30 item
h. Hubungan muda mudi dan perkawinan, 25 item
i. Keadaan dan Hubungan dalam keluarga, 25 item
j. Waktu senggang, 10 item
Sedangkan AUM PTSDL merupakan alat yang digunakan untuk mengidentifikasi kasus yang bekerjasama dengan berguru konseli. Untuk membantu guru bimbingan dan konseling menentukan layanan bimbingan dan konseling yang khusus untuk kasus – kasus berguru maka guru bimbingan dan konseling perlu menjalankan AUM PTSDL. Didalam AUM PTSDL diliputi sejumlah item yang dikelompokkan atas lima bidang yaitu:
a. Persyaratan penguasaan materi pelajaran, 20 item
b. Keterampilan belajar, 75 item
c. Sarana belajar, 15 item
d. Diri pribadi, 30 item
e. Lingkungan berguru dan Sosio-emosiaonal, 25 item
8. Inventori kiprah perkembangan (ITP)
Program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling yang sempurna ialah yang didasarkan atas kebutuhan dan perkembangan siswa. Untuk membantu mengetahui dan memehami tingkat atau capaian perkembangan siswa instrument yang sanggup digunakan ialah inventori kiprah perkembangan, yang dikembangkan oleh Sunaryo dkk. Adapun tingkatan perkembangan dalam ITP terdiri atas tujuh, yaitu a. Impulsif, b. Perlindungan diri, c. Konformistik, d. Sadar diri, e. Seksama, f. Individualistik, dan g. Otonomi.
Format ITP berbentuk angket yang terdiri atas kumpulan pertanyaan yang harus dipilih oleh siswa. Setiap soal (kumpulan butir pertanyaan) terdiri atas empat butir pertanyaan yang mengukur satu sub aspek. ITP sanggup disusun menurut tingkatan sekolah, ibarat kelas berapa dan tingkat MI / SD, MTs, MA, dan PT.
9. Catatan komulatif
Pada hakikatnya catatan komulatif ini digunakan sebagai penghimpun, penyimpan, mengabadikan dan memelihara data dalam bentuk kartu pribadi, map pribadi, atau buku pribadi. Catatan komulatif diperoleh dari interpretasi hasil data asesmen tes dan non tes. Karena Data yang perihal siswa perlu dicatat dan dirangkum dalam suatu system yang gampang digunakan atau untuk digunakan kembali dalam rangka membantu pencapaian tujuan bimbingan konseling yakni membantu siswa mengenali diri, memahami diri dan lingkungan dan menyebarkan potensinya.
9. Tes Who Am I
Cara membantu pembimbing biar sanggup mengetahui sikap penerima didik terhadap dirinya sendiri dan membantu penerima didik mengenal dirinya sendiri biar mereka sanggup melaksanakan adaptasi terhadap dirinya maupun lingkungannya ialah dengan melaksanakan tes who am I. Dalam tes who am I, responden diminta menanggapi pertanyaan dengan memberi tanda pada kolom yang sesuai keadaan dirinya sendiri.
11. Alat-Alat Mekanik
Untuk memudahkan dan membantu pelaksanaan pengamatan ibarat wawancara dan observasi maka dibutuhkan alat – alat mekanik ibarat tape recorde, kamera dan alat-alat elektronis optis yang digunakan untuk merekam data lainnya, sehingga sanggup melengkapi data yang diperoleh.
B. Teknik tes
Teknik tes merupakan teknik yang sistematik untuk memahami penerima didik memakai alat tes terstandar yang bersifat mengungkap dan mengetahui abjad penerima didik. Bagi Guru bimbingan dan konseling atau konselor yang telah mempunyai lisensi melalui training sertifikasi sanggup memakai instrumen tes yang telah dipelajari. Sedangkan bagi yang belum mempunyai lisensi penyelenggaraan tes psikologis, sekolah sanggup bekerja sama dengan forum tes psikologis terpercaya.
Hasil tes nantinya akan mempunyai makna sebagai informasi bagi konseli. Hasil tes juga sanggup membantu menyesuaikan layanan bimbingan dan konseling dengan kebutuhan dan kondisi penerima didik/konseli. Untuk itu Guru bimbingan dan konseling atau konselor perlu memahami hasil tes, menginterpretasikan, dan menyusun rekomendasi menurut hasil tes.
Hasil tes yang lazim digunakan untuk keperluan bimbingan dan konseling antara lain:
1. hasil tes kecerdasan
Tes inteligensi ialah tes untuk mengukur kecerdasan, kemampuan umum (IQ) konseli yang dipandang sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar.
2. Tes bakat
Tes ini bertujuan untuk mengungkap talenta yang merupakan kemampuan khusus yang dimiliki seseorang dalam bidang tertentu. Hasil tes ini mempunyai kegunaan untuk mengarahkan penerima didik pada bidang pendidikan dan pekerjaan sesuai dengan talenta yang dimilikinya.
3. Tes minat
Apa gunanya talenta tanpa adanya minat? . Nah tes minat juga perlu dilakukan untuk lebih mengenal penerima didik, membantu penerima didik menganal dirinya, dan melengkapi pertimbangan dalam arah pilihan pendidikan dan kariernya.
4. Tes kepribadian
Tes kepribadian sebenarnya serangkaian aktivitas untuk mengukur sifat yang mencerminkan sikap seseorang dalam menghayati emosi, korelasi social, dan motivasinya. Tes kepribadian terdiri dari dua macam teknik, yaitu teknik self-report inventory dan teknik proyektif.
5. Tes kreativitas
Tes ini digunakan untuk mengidentifikasi orang – orang kreatif yang ditunjukkan oleh kemampuannya dalam berfikir kreatif . Hasil tesnya dikonversikan ke dalam skala tertentu sehingga menghasilkan CQ (creative quotient) yang dianalogikan dengan IQ untuk intelegansi .
6. Tes sikap
Tes sikap barguna untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek – objek yang ada. Untuk pengukurannya biasanya memakai sebuah metode yang sanggup mengekspresikan sikap seseorang terhadap suatu dilema secara menyeluruh.
7. Tes prestasi belajar
Tes ini dimaksudkan untuk menentukan apakah konseli telah menguasai isi materi fatwa tersebut, lazim di sebut asesmen autentik.
Sumber : M. Ramli dkk. 2017. Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Mata Pelajaran/Paket Keahlian Bimbingan dan Konseling . Ditjen GTK Kemendikbud .
Tim Ahli. 2016. Panduan Oprasional Penyelanggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Atas (SMA). Jakarta: Ditjen GTK Kemendikbud
Sumber : M. Ramli dkk. 2017. Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Mata Pelajaran/Paket Keahlian Bimbingan dan Konseling . Ditjen GTK Kemendikbud .
Demikian informasi terbaru dari blog pendidikan terbaru, terkait dengan Macam-macam Teknik Asesmen (Penilaian)
0 Response to "Macam-Macam Teknik Asesmen (Penilaian)"
Post a Comment