Pengertian Struktur Pengendalian Intern Makalah - Struktur pengendalian intern sebagai suatu tipe pengawasan diharapkan alasannya adanya keharusan untuk mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab dalam suatu organisasi. Seorang manajer/pemilik perusahaan yang merasa tidak mempunyai cukup waktu dan kemampuan untuk mengelola sendiri semua kegiatan perusahaannya, akan mendelegasikan wewenang dan tanggung jawabnya kepada orang lain. Tetapi bersamaan dengan atau segera sehabis pemilik perusahaan mendelegasikan wewenang dan tanggung jawabnya, pada dikala itu pula dirasakan suatu kebutuhan untuk senantiasa mengawasi pelaksanaan kegiatan dan hasil-hasil yang dicapai oleh para fungsionaris tersebut.
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2001:319.2) pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memperlihatkan keyakinan memadai wacana pencapaian tiga golongan berikut ini : (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, (c) kepatuhan terhadap aturan dan peraturan yang berlaku.
Menurut Alvin A.Arens, Radal J.Elder, Mark S.Beasly dalam buku berjudul Auditing dan Pelayanan Verifikasi (2004:396) bahwa suatu sistem pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan mekanisme yang dirancang untuk memperlihatkan manajemen jaminan yang masuk akal bahwa perusahaan mencapai tujuan dan sasarannya. Kebijakan dan mekanisme ini sering disebut pengendalian, dan secara kolektif mereka meringkas pengendalian internal entitas itu.
Mulyadi dalam bukunya :sistem Akuntansi” (1997:165) memperlihatkan definisi mengenai sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Komponen Pengendalian
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2001:319) pengendalian terdiri dari lima komponen yang saling terkait berikut ini :
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2001:319) pengendalian terdiri dari lima komponen yang saling terkait berikut ini :
- Lingkungan pengendalian tetapkan corak suatu organisasi, menghipnotis kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur.
- Penaksiran resiko ialah identifikasi entitas, dan analisi terhadap resiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk memilih bagaimana resiko harus dikelola.
- Aktivitas pengendalian ialah kebijakan dan mekanisme yang membantu menjamin bahwa kode manajemen dilaksanakan.
- Informasi dan komunikasi ialah pengidentifikasian, pengungkapan, dan pertukaran info dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melakukan tanggung jawab mereka.
- Pemantauan ialah proses yang menetukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.
Menurut Commite Of Sponsoring Organizations (COSO) yang dikutip oleh Marshall B.Rommey & Paul J.Steinbart dalam buku accounting information system (2004:231) pengendalian internal terdiri dari lima komponen yang saling berafiliasi yaitu :
a Lingkungan Pengendalian
Inti dari bisnis apapun ialah orang-orangnya-ciri perorangan, termasuk integritas, nilai-nilai moral dan kompetensi serta lingkungan daerah beroperasi. Mereka ialah mesin yang mengemudikan organisasi dan dasar segala hal terletak. Lingkungan pengendalian terdiri dari factor-faktor berikut :
- Komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika
Merupakan hal yang penting bagi pihak manajemen untuk membuat struktur organisasional yang menekankan pada integritas sebagai prinsip dasar beroperasi, dengan cara secara aktif mengajarkan dan mempraktikannya. - Filosofi pihak manajemen dan gaya operasinya
Semakin bertanggung jawab filosofi pihak manajemen dan gaya operasi mereka, semakin besar kemungkinannya para pegawai akan berperilaku secara bertanggung jawab dalam mencapai tujuan organisasi. Apabila pihak manajemen memperlihatkan sedikit perhatian atas pengendalian info maka pegawai akan menjadi kurang rajin dan efektif dalam mencapai tujuan pengendalian tertantu. - Struktur organisasional
Struktur organisasional perusahaan tetapkan garis otoritas dan tanggung jwab serta menyediakan kerangka umum untuk perencanaan, pengarahan dan pengendalian operasinya. - Badan audit dan dewan komisaris
Komite audit bertanggung jawab untuk mengawasi struktur pengendalian internal perusahaan, proses pelaporan keuangannya, dan kepatuhannya terhadap hukum, peraturan, dan standar yang terkait. Komite tersebut bekerja erat dengan auditor eksternal dan internal perusahaan. - Metode untuk memperlihatkan otoritas dan tanggung jawab
Otoritas dan tanggung jawab sanggup diberikan melalui deskripsi pekerjaan secara formal, training pegawai, dan planning operasional, acara dan anggran. Salah satu hal yang sangat penting ialah peraturan yang menangani duduk perkara ibarat standar moral berperilaku, praktek bisnis yang sanggup dibenarkan, peraturan persyaratan, dan konflik kepentingan. - Kebijakan dan praktik-praktik dalam sumber daya manusia
Kebijakan dan praktik-praktik mengenai pengontrakan, pelatihan, pengevaluasian, derma kompensasi, dan promosi pegawai menghipnotis kemampuan organisasi untuk meminimalkan ancaman, resiko dan pajanan. Para pegawai harus dipekerjakan dan dipromosikan menurut seberapa baik mereka memenuhi persyaratan pekerjaan mereka. - Pengaruh-pengaruh eksternal
Pengaruh-pengaruh eksternal yang menghipnotis lingkungan pengendalian ialah termasuk persyaratan yang dibebankan oleh bursa efek, oleh Finansial Accounting Standards Board (FASB), dan oleh Securities and Exchange Commission (SEC).
b Aktivitas Pengendalian
Kebijakan dan mekanisme pengendalian harus dibentuk dan dilaksanakan untuk membantu memastikan bahwa tindakan yang diidentifikasi oleh pihak manajemen untuk mengatasi resiko pencapaian tujuan organisasi, secara efektif dijalankan. Secara umum, prosedur-prosedur pengendalian termasuk dalam satu dari lima kategori berikut ini :
- Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai
Otorisasi seringkali di dokumentasikan sebagai penandatanganan, derma tanda paraf, atau memasukkan tanda kode paraf, atau transaksi tertentu terjadi alasannya keadaan khusus, sehingga pihak manajemen memperlihatkan otorisasi khusus semoga sanggup dilaksanakan sebaliknya, pihak manajemen sanggup memberi otorisasi pada pegawai untuk menangani transaksi rutin tanpa persetujuan khusus, atau disebut otorisasi umum.
- Pemisahan tugas
Pemisahan kiprah yang efektif dicapai ketika fungsi-fungsi berikut dipisahkan : - Otorisasi – menyetujui transaksi dan keputusan
- Pencatatan – mempersiapkan dokumen sumber, memelihara catatan jurnal, buku besar dan file lainnya; mempersiapkan rekonsiliasi, serta mempersiapkan laporan kinerja
- Penyimpanan – menangani kas
- Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai
Desain dan penggunaan catatan yang memadai membantu untuk memastikan pencatatan yang akurat dan lengkap atas seluruh data transaksi yang berkaitan. Bentuk dan isinya harus dijaga semoga tetap sesederhana mungkin untuk mendukung pencatatan, dan menfasilitasi peninjauan serta verifikasi.
- Penjagaan asset dan catatan yang memadai
Ketika seorang berpikir wacana penjagaan asset fisik, ibarat persediaan dan perlengkapan. Akan tetapi, dimasa kini ini, salah satu asset terpenting perusahaan ialah informasi. Oleh alasannya itu, harus diambil langkah-langkah untuk menjaga baik asset berupa info maupun fisik.
Prosedur-prosedur menjaga asset pencurian, penggunaan tanpa otorisasi dan vandalisme : - Mensupervisi dan memisahkan kiprah secara efektif
- Memelihara catatan asset, termasuk info secara akurat
- Membatasi asset secara fisik (mesin kas, lemari besi, kotak uang, dan jalan masuk terbatas ke safe deposit box kas, sekuritas, dan asset dalam bentuk surat-surat berharga)
- Melindungi catatan dan dokumen (area penyimpanan tahan api, kabinet file yang terkunci, dan alokasi pendukung diluar kantor) merupakan cara yang efektif untuk melindungi catatan dan dokumen
- Mengendalikan lingkungan (perlengkapan komputer yang sensitive harus diletakkan dalam ruangan yang mempunyai alat pendingin dan proteksi dari api yang memadai)
- Pembatasan jalan masuk ke ruang komputer, file komputer dan informasi.
- Pemeriksaan independen atas kinerja
Pemeriksaan internal untuk memastikan seluruh transaksi diproses secara akurat ialah elemen pengendalian lainnya yang penting. Pemeriksaan ini harus independen, alasannya investigasi umumnya akan efektif apabila dilaksanakan oleh orang lain yang tidak bertanggung jawab atas jalannya operasi yang diperiksa.
c. Penilaian resiko
Organisasi harus sadar akan resiko dan berurusan dengan resiko yang dihadapinya. Organisasi harus menempatkan tujuan, yang terintegrasi dengan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan dan kegiatan lainnya, semoga organisasi beroperasi secara harmonis. Organisasi juga harus membuat mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola resiko yang terkait. Akuntan memainkan peranan penting dalam membantu manajemen mengontrol bisnis dengan mendesain sistem pengendalian yang efektif, dan mengevaluasi sistem yang ada untuk memastikan bahwa sistem tersebut berjalan dengan efektif.
d. Informasi dan komunikasi
Disekitar acara pengendalian terdapat sistem info dan komunikasi. Mereka memungkinkan orang-orang dalam organisasi untuk menerima dan bertukar info yang dibutuhkan untuk melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan operasinya. Akuntan harus memahami bagaimana (1) transaksi diawali, (2) data didapat dalam bentuk yang sanggup dibaca oleh mesin, (3) file komputer diakses dan diperbarui, (4) data diproses untuk mempersiapkan sebuah informasi, dan (5) info dilaporkan ke para pemakai internal dan pihak eksternal.
e. Pengawasan
Seluruh proses harus diawasi, dan perubahan sanggup dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Melalui cara ini sistem sanggup bereaksi secara dinamis, berubah sesuai tuntutan keadaan. Metode untuk mengawasi kinerja sanggup meliputi supervisi yang efektif, pelaporan yang bertanggung jawab dan audit internal.
Tujuan dan Kendala Struktur Pengendalian Intern
Menurut Wing W.Winanrno yang dikutip oleh Lisa S.Onggowarsito (2001:21) bahwa manajemen merancang struktur pengendalian intern yang efektif dengan empat tujuan pokok yaitu :
Menurut Wing W.Winanrno yang dikutip oleh Lisa S.Onggowarsito (2001:21) bahwa manajemen merancang struktur pengendalian intern yang efektif dengan empat tujuan pokok yaitu :
- Menjaga kekayaan dan catatan organisasi.
- Mengecek ketrelitian dan catatan organisasi.
- Mendorong efisiensi.
- Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Menurut tujuannya pengendalian intern sanggup dibagi menjadi 2 macam yaitu, pengendalian akuntansi (internal accounting control) dan pengendalian manajemen (internal administrative control). Pengendalian akuntansi yang merupakan bab dari struktur pengendalian intern meliputi kebijakan dan mekanisme yang terutama untuk menjaga kekayaan dan catatan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
Pengendalian akuntansi yang baik akan menjamin keamanan kekayaan para investor dan kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan keuangan yang andal. Pengendalian manajemen meliputi kebijakan dan mekanisme yang terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.
Adapun beberapa hambatan yang menghipnotis struktur pengendalian intern yaitu :
- Lingkungan eksternal yang seringkali berubah dengan cepat, misalnya: perkembangan teknologi, tindakan pesaing dan peraturan perusahaan yang semuanya ini menghipnotis pelaksanaan struktur pengendalian intern.
- Berbagai kemungkinan kegiatan yang merongrong struktur pengendalian intern contohnya : ada orang yang tidak berhak menganalisis data sehingga rusak dan hilang.
- Kesulitan mengikuti perkembangan komputer yang sangat pesat, terutama melatih karyawan memakai sistem baru.
- Faktor insan yang dalam beberapa hal tidak patuh mengikuti mekanisme yang telah diteteapkan.
- Rumitnya biaya yang terjadi didalam perusahaan, belum lagi dalam hal mengalokasikan biaya.
Daftar Pustaka - Pengertian Struktur Pengendalian Intern Makalah
IAI (2001), Standar Profesional Akuntan Publik, Penerbit
Alvin A.Arens, Randal J.Elder, Mark S.Beasly (2004), Auditing dan Pelayanan Verifikasi, “Pendekatan Terpadu”, Edisi Kesembilan, Jilid Satu, Penerbit PT INDEKS
Alvin A.Arens, Randal J.Elder, Mark S.Beasly (2004), Auditing dan Pelayanan Verifikasi, “Pendekatan Terpadu”, Edisi Kesembilan, Jilid Satu, Penerbit PT INDEKS
0 Response to "Pengertian Struktur Pengendalian Intern Perusahaan Makalah"
Post a Comment