Prosedur Kerja di Laboratorium Layanan Kesehatan - Kepatuhan para tenaga medis atau paramedis dalam menunjukkan pelayanan mengacu kepada standar dan mekanisme sangat mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan terhadap pasien. Pelayanan kesehatan yang baik dimulai dengan meningkatnya kepatuhan terhadap standar pelayanan medis. Jika petugas kesehatan mematuhi dan mengikuti standar pelayanan kesehatan yang terbaik, diharapkan pasien akan memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk sembuh, artinya kesakitan dan maut akan menurun (Wijono, Djoko. 1997).
Donabedian dalam Wijono (1997) menyatakan bahwa hasil pekerjaan (outcome) secara tidak pribadi sanggup dipakai sebagai pendekatan untuk menilai pelayanan medis. Diawali dengan tersedianya input atau struktur yang bermutu dalam pelayanan kesehatan, dan adanya proses pelayanan medis sesuai dengan standar atau kepatuhan terhadap standar pelayanan yang baik, diharapkan hasil pekerjaan (outcome) pelayanan medis yang bermutu. Hasil pelayanan tidak bermutu apabila berbeda atau tidak menyerupai yang diharapkan atau tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Departemen Kesehatan RI (2000) menyatakan bahwa tahapan mekanisme pelayanan kesehatan gigi dan verbal antara lain:
Prosedur Kerja di Laboratorium Bedah Mulut
Prosedur ekstraksi gigi di Laboratorium Bedah Mulut, yaitu:
Peralatan yang dipakai dalam perawatan ekstraksi gigi, yaitu:
Prosedur Kerja di Laboratorium Periodonsia
Prosedur pencucian karang gigi (scalling) di Laboratorium Periodonsia, yaitu:
Peralatan dan materi yang dipakai dalam perawatan pencucian gigi (scalling), yaitu:
Prosedur Kerja di Laboratorium Oral Medicine
Prosedur kerja perawatan ulkus traumatikus di Laboratorium Oral Medicine, yaitu:
Peralatan yang dipakai dalam perawatan ulkus traumatikus, yaitu:
Prosedur Kerja di Laboratorium Konservasi Gigi
onProsedur kerja dalam melaksanakan perawatan pulpektomi di Laboratorium Kservasi Gigi, yaitu:
Peralatan yang dipakai dalam perawatan pulpektomi, yaitu:
Wijono, D. 1997. Manajemen Kepemimpinan dan Organisasi Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press
Departemen Kesehatan RI. 2000. Pedoman Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas. Jakarta
Persatuan Dokter Gigi Indonesia. 1999. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia. Jakarta: Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia
Donabedian dalam Wijono (1997) menyatakan bahwa hasil pekerjaan (outcome) secara tidak pribadi sanggup dipakai sebagai pendekatan untuk menilai pelayanan medis. Diawali dengan tersedianya input atau struktur yang bermutu dalam pelayanan kesehatan, dan adanya proses pelayanan medis sesuai dengan standar atau kepatuhan terhadap standar pelayanan yang baik, diharapkan hasil pekerjaan (outcome) pelayanan medis yang bermutu. Hasil pelayanan tidak bermutu apabila berbeda atau tidak menyerupai yang diharapkan atau tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Departemen Kesehatan RI (2000) menyatakan bahwa tahapan mekanisme pelayanan kesehatan gigi dan verbal antara lain:
- persiapan petugas (dokter gigi atau perawat gigi memakai lab jas, masker, dan sarung tangan)
- anamnesa dilakukan dengan lengkap dan terang perihal identitas pasien, keluhan utama, dan riwayat kesehatan pasien (tentang penyakit jantung, hipertensi, alergi, dan lain-lain)
- pemeriksaan ekstraoral dan intraoral
- menentukan diagnosa
- persiapan tindakan mencakup rencana perawatan atau pengobatan, informed consent, sterilisasi alat
- tindakan medik gigi, contohnya konservasi (tambal sementara atau tambal tetap), pencabutan (gigi susu, gigi tetap), pencucian karang gigi (supragingiva, subgingiva), pengobatan benjol dan lain-lain
- kontrol tindakan atau konseling sanggup berupa nasehat-nasehat perawatan tindakan merujuk dan mendapatkan pasien.
Prosedur Kerja di Laboratorium Bedah Mulut
Prosedur ekstraksi gigi di Laboratorium Bedah Mulut, yaitu:
- antiseptik
- anastesi lokal
- pencabutan
- periksa kelengkapan gigi dan periksa soket
- kompresi soket gigi
- tamponade
- instruksi pasca ekstraksi
- bila perlu sumbangan obat, yakni antibiotika, analgetika dan ruborantia.
Peralatan yang dipakai dalam perawatan ekstraksi gigi, yaitu:
- standar alat diagnostik (kaca mulut, sonde lurus, sonde setengah lingkaran, ekskavator dan pinset)
- set alat exodontia [tang rahang bawah (untuk gigi insisivus dan molar), tang rahang atas (bentuk lurus, abjad S dan bayonet), elevator, chisel dan hammer] (PDGI, 1999).
Prosedur Kerja di Laboratorium Periodonsia
Prosedur pencucian karang gigi (scalling) di Laboratorium Periodonsia, yaitu:
- DHE mencakup sumbangan disclosing agent, teknik dan cara membersihkan gigi (sikat gigi, flossing), pengendalian plak di rumah, contoh makan ( jenis, frekuensi, komposisi, konsistensi makanan), menghilangkan kebiasaan buruk, ajuan kunjungan berkala
- pemberian resep kalau dibutuhkan ( kasus akut, perlindungan penyakit jantung)
- pemolesan
- scalling supra dan sub gingiva
- root plannig.
- koreksi restorasi berlebih
- menumpat karies servikal
- penyesuaian oklusi sederhana kalau perlu
- melakukan splint sementara kalau perlu
- pemberian obat kumur
- pemberian topical anastesi pada kasus hipersensitivitas
- evaluasi hari ke 5-7.
Peralatan dan materi yang dipakai dalam perawatan pencucian gigi (scalling), yaitu:
- alat standar, yakni beling mulut, sonde, pinset, sonde dan periodontal probe
- alat penjaga kebersihan mulut, yakni sikat gigi dan benang gigi
- alat oral propilaksis, yakni sikat poles, karet poles dan materi poles
- Alat scalling dan root planing konvensional dan elektrik (PDGI, 1999).
Prosedur Kerja di Laboratorium Oral Medicine
Prosedur kerja perawatan ulkus traumatikus di Laboratorium Oral Medicine, yaitu:
- eliminasi penyebab,
- pemakaian obat kumur
- pemberian benzokaine 4 % dalam borax gliserin
- obat-obat yang anastetik
- hindari masakan atau minuman yang merangsang
Peralatan yang dipakai dalam perawatan ulkus traumatikus, yaitu:
- dental chai,
- alat-alat dasar investigasi penyakit mulut, yakni beling mulut, sonde lurus, sonde semilunar, ekskavator dan pinset
- obat- obat topikal untuk penyakit mulut
- alat dan materi untuk sterilisasi dan asepsis (PDGI, 1999).
Prosedur Kerja di Laboratorium Konservasi Gigi
onProsedur kerja dalam melaksanakan perawatan pulpektomi di Laboratorium Kservasi Gigi, yaitu:
- anastesi
- pengukuran panjang kerja
- preparasi kavitas
- pembukaan atap pulpa
- pulpotomi pulpa dengan ekskavator tajam
- perdarahan ditekan dengan kapas steril
- preparasi ruang pulpa
- ekstirpasi pulpa
- pembentukan kanal akar
- irigasi NaOCl 2,5 %
- pengeringan kanal akar dengan paper point
- pengobatan kanal akar dengan ChKM
- pada kunjungan berikutnya pengisian kanal akar dengan guttap point dan sealer (tergantung kondisi)
- tumpatan tetap dengan onlay post core crown, dengan basis ZnOE atau resin komposit (tergantung sisa / keadaan jaringan keras gigi)
- dental unit lengkap (dengan suction dan saliva ejector)
- alat pemeriksaaan standar, yakni beling mulut, sonde lurus, sonde semilunar, ekskavator dan pinset.
- alat preparasi kavitas endodontik, yakni bur intan bulat dan fissure panjang high speed
- alat preparasi kanal akar, yakni jarum miller, jarum ekstirpasi, file, reamer, irigasi,lampu spiritus, alat pengukur dan stopper karet
- alat pengisi kanal akar, yakni jarum lentulo, spreader dan root canal plugger (PDGI
Wijono, D. 1997. Manajemen Kepemimpinan dan Organisasi Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press
Departemen Kesehatan RI. 2000. Pedoman Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas. Jakarta
Persatuan Dokter Gigi Indonesia. 1999. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia. Jakarta: Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia
0 Response to "Prosedur Kerja Di Laboratorium Layanan Kesehatan"
Post a Comment