Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemanjaan Anak

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemanjaan Anak

1.  Kemanjaan Anak Diperoleh dari Faktor Lingkungan Keluarga
Orang renta akan lebih besar memberi imbas bagi anak supaya anak tidak melaksanakan kemanjaan. Apabila orang renta dalam membimbing dan mengarahkan anak tidak hati-hati maka akan terbentuk perilaku manja yang timbul dari dalam diri anak itu sendiri yang akan menimbulkan anak manja. Perbuatan dan perilaku manja itu muncul diperoleh dari orang tua.


Menurut Rusda Koto Sutadi (1994), “Anak tunggal, sulung, bungsu, anak sering ditinggal orang tua, persaingan di antara anak merupakan penyebab kemanjaan yang diperoleh dalam lingkungan keluarga”.

Anak tunggal sering diperhatikan secara berlebihan. Sikap ini terjadi lantaran orang renta takut anaknya cidera atau hilang. Akibatnya anak akan merasa tidak bebas. Perasaan tidak bebas itu akan diwujudkan dengan banyak menuntut orang tuanya untuk menuruti kehendaknya. Dalam menghadapi dunia luar anak tidak bisa berbuat semaunya sendiri. Anak tunggal yang manja menjadi tidak disukai teman-temannya. Karena ia selalu minta perhatian tanpa mau tahu kepentingan orang lain.

Anak sulung yaitu anak yang  dilahirkan pertama kali dalam keluarga, sebelum kelahiran anak berikutnya. Anak sulung diperlakukan sama ibarat anak tunggal, alasannya yaitu ia hidup dalam keluarga yang hanya terdiri dari kedua orang tuanya. Dalam hal ini, orang renta berusaha semaksimal mungkin memenuhi semua harapan dan melimpahkan semua perhatian serta kasih sayang kepadanya. Namun sehabis adiknya lahir, perhatian orang renta tentu saja beralih dan terbagi. Pada ketika inilah anak pertama merasa cemburu dan berusaha merebut kasih sayang orang tuanya yang mulai berkurang. Biasanya anak memberi reaksi dengan cara yang aneh-aneh, ibarat menangis, menjerit dan akal-akalan sakit. Karena orang tuanya merasa bersalah, maka jadinya anak sulung akan dimanjakan oleh kedua orang tuanya, supaya terhindar dari sikap-sikap negatif. Padahal anak sulung sebetulnya dituntut tanggung jawab sebagai anak yang pertama.

Anak bungsu bisa menjadi anak manja. Hal ini disebabkan lantaran anak bungsu masih dianggap sebagai anak kecil oleh saudara-saudaranya. Kemanjaan anak bungsu bukan saja bersumber dari orang tuanya, tapi juga dari saudara-saudaranya. Oleh lantaran itu ia cenderung merasa minder dan kurang percaya diri. Selain itu pemanjaan orang renta maupun saudara-saudaranya menimbulkan anak merasa tidak bisa melaksanakan apapun. Di sekolah biasanya anak bungsu ini selalu ditolong oleh gurunya, lantaran ia takut melaksanakan kesalahan. Di rumah anak tidak pernah melaksanakan pekerjaan apapun. Selain itu kemanjaan juga bisa terjadi lantaran dari awal anak telah berguru menjadi anak manja. Hal ini terjadi lantaran dalam kehidupan sehari-hari anak memang mendapat kemanjaan dari keluarganya terutama dari ibu. 

Anak yang selalu menderita penyakit juga bisa menjadi anak manja. Anak yang selalu dijangkiti penyakit biasanya mendapat perhatian khusus dari orang renta dan saudara-saudaranya yang menciptakan ia terkucil dalam masyarakat. Sehingga ia lebih suka mementingkan diri sendiri dan berusaha mengasingkan diri dari orang banyak. Lingkup pergaulannya menjadi sempit. Dalam dirinya tumbuh perasaan kurang dan lemah. Namun, perasaan lemah yang ada pada diri anak tersebut terkadang membuatnya sombong dan dengki terhadap orang lain.

Anak pria yang hidup di tengah saudara-saudara wanita mendapat perhatian yang istimewa dari orang tuanya. Dan hal ini sanggup menimbulkan kemanjaan anak. Mereka menganggap anak pria lebih unggul dari anak perempuan. anggapan keliru ini yaitu warisan nenek moyang yang masih bertahan sampai kini. Tidak ibarat anak perempuan. Anak pria dalam anggapan mereka menjadi simbol supremasi kemuliaan bapak. Kemanjaan anak pria biasanya akan timbul sehabis orang renta dikaruniai banyak anak perempuan. Tentu saja, kemanjaan anak pria menimbulkan rasa cemburu anak wanita akhir ketidak seimbangan perhatian yang diberikan orang tua. Di antara faktor yang menimbulkan orang renta memanjakan anak pria yaitu : 

  • Pengalaman masa kecil bapak yang sangat tertekan. Proses untuk meraih kebebasan dan kemerdekaan tak kunjung ia dapatkan. Oleh lantaran itu, ketika menjadi seorang bapak, ia menawarkan kebebasan sepenuhnya kepada anak laki-lakinya, kebebasan yang tidak pernah ia peroleh pada masa kecilnya. Kemanjaan ibarat ini akhir harapan orang renta untuk mengembalikan sesuatu yang hilang dalam pengalaman hidupnya.
  • Dalam beberapa hal, kemanjaan ini disebabkan salah satu orang tuanya yang mempunyai emosi tak stabil dan tidak bisa mengendalikan emosi dan dirinya.
  • Dalam beberapa kasus, perilaku keras salah satu orang renta dalam mendidik anak menimbulkan munculnya perilaku lembut dari salah satu orang renta lainnya yang jadinya memanjakan anak secara berlebihan.
  • Kakek, nenek atau orang di sekitar anak itu biasanya berusaha memanjakan anak untuk memperlihatkan rasa kasih sayang kepada bapaknya.

Anak yang sering ditinggal orang renta yang terlalu sibuk sehingga dan sering meninggalkan anaknya akan merasa bersalah. Biasanya orang renta yang demikian akan mengganti perhatiannya yang kurang dengan memanjakan anaknya dan memperbolehkan apapun yang dilakukan anak dan anak akan melaksanakan segala sesuatu sesuai dengan keinginannya.

Perbedaan contoh asuh yang diterapkan orang tua, hal ini bisa membingungkan anak. Ayah sangat memanjakan dan kurang mendukung pengasuhan ibu yang cenderung tidak konsisten antara lain menerapkan disiplin tetapi tidak tega.

2.  Kemanjaan Anak Diperoleh dari Lingkungan Masyarakat
Kemanjaan anak muncul lantaran imbas faktor lingkungan masyarakat. Masyarakat yang kurang memahami wacana perkembangan anak, akan berbuat dengan tidak terarah, yang semestinya perbuatan belum bisa diterima oleh anak ternyata sudah diberikan dan usang kelamaan anak akan lebih bahagia pinjaman orang lain (masyarakat) daripada pinjaman atau pengarahan orang renta meskipun sebetulnya tujuan orang renta mengarahkan supaya tidak muncul pada kemanjaan anak.

3.  Kemanjaan Anak Diperoleh dari Lingkungan Sekolah
Kemanjaan anak muncul lantaran kurang sanggup bangun diatas kaki sendiri dalam menuntaskan tugas. Biasanya si anak selalu memanggil-manggil gurunya, kemudian merengek-rengek minta dibantu dalam menuntaskan tugasnya meskipun sebetulnya si anak bisa menuntaskan tugasnya sendiri.
Faktor yang Mempengaruhi Kemanjaan Anak  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemanjaan Anak


Selain itu kemanjaan diperoleh akhir guru dalam menawarkan eksekusi tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak dan penerapan disiplin yang tidak tegas dari guru akan menciptakan anak resah mana yang boleh dilakukan dan mana yang dilarang digunakan.

Daftar Pustaka Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemanjaan Anak

Deliana, Srimaryati dan Sutadi Rusda Koto. 1994.  Permasalahan Anak TK. Semarang : FIP IKIP Semarang.

0 Response to "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemanjaan Anak"

Post a Comment