Pengertian Persalinan Dan Proses Serta Faktor Dalam Persalinan

Persalinan Menurut para jago ialah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam jalan lahir.  Kelahiran ialah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir.


Persalinan dan kelahiran normal ialah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37-42 ahad ), lahir impulsif dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Abdul, 2002 : 100 )


Faktor yang Berperan dalam Persalinan 

1  Power 
  • His
  • Kontraksi otot dinding perut 
  • Kontraksi diafragma pelvis atau tenaga mengejan 
  • Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum. 

2  Passage 
  • Jalan lahir keras
  • Jalan lahir lunak

3  Passanger 
  • Janin
  • Plasenta (Rustam, 1998 : 90 )

4  Psikis Ibu

Faktor yang mempengaruhi psikis ibu: 
  • Rasa aman
  • Rasa dihormati. 
  • Peran pasangan ( suami ). 
  • Dirawat oleh jago yang bertanggung jawab. ( Simkin, P dan Ancheta, R, 2005 : 13 )

5  Penolong ( Rustam, 1998 : 90 ) 

Kala Persalinan
Proses persalinan terbagi dalam IV kala yaitu :
Kala I  : Waktu untuk pembukaan serviks hingga menjadi pembukaan lengkap. Kala pembukaan dibagi atas 2 fase, yaitu :
  1. Fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat ; hingga pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.
  2. Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase : 
    • Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
    • Periode dilatasi maksimal ( steady ) : selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm. 
    • Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10 cm atau lengkap. (Rustam Mochtar, 1998 : 94 ) 

Pada kala I persalinan, ibu sanggup mengalami ketakutan dan kecemasan, hal ini sanggup dipicu oleh melimpahnya katekolamin atau hormon stres. Hormon yang dilepas sebagai respon terhadap  stres sanggup mengakibatkan distosia. ( Bobak, 2004 : 789 ) Selama Kala I persalinan, sirkulasi katekolamin kadar tinggi yang berlebih mengakibatkan penurunan anutan darah ke rahim dan plasenta. Sehingga memperlambat kontraksi rahim dan mengurangi pasokan oksigen ke janin. Ketakutan atau kecemasan juga mengakibatkan perempuan mengartikan ucapan pemberi perawatan ataupun insiden persalinan secara pesimistik atau negatif. Sumber stres bervariasi pada setiap individu tetapi nyeri dan tidak adanya pendukung merupakan dua faktor yang mempengaruhi distosia. Sehingga menghindarkan stres psikologis ibu atau meningkatkan rasa sejahtera bagi ibu, sepertinya sanggup mendorong proses fisiologis persalinan dan hal ini sanggup dilakukan oleh suami. ( Simkin, P and Ruth A, 2005 : 14 )

Kala II : Dimulai dari pembukaan lengkap ( 10 cm ) hingga bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. ( Abdul, 2002 : 100-101 )

Pada ketika kala II terdapat  imbas psikologis mengejan dan menahan nafas berkepanjangan pada ibu dan janin, yaitu: 
  • Sistem tekanan tertutup dalam rongga dada wanita, sehingga terjadi penurunan  arus balik vena, curah jantung, dan tekanan darah arterial ibu.
  • Peningkatan tahanan pembuluh  darah tepi di kepala, wajah, lengan, dan kaki mengakibatkan wajahnya memerah dan kalau selang intra vena dipasang, darah sering mengalir balik dalam selang. 
  • Penurunan kadar oksigen dalam darah ibu dan anutan darah ke plasenta. 
  • Peningkatan kadar karbondioksida ibu hingga ia mengambil nafas. 
  • Distensi mendadak dari kanalis vaginalis dan otot-otot panggul, bersamaan dengan meregangnya ligamen penunjang, mengakibatkan trauma pada perineum dan mungkin sanggup terjadi inkontinensia urin. 
  • Kelelahan ibu. 
  • Sedangkan pada janin sanggup mengakibatkan hipoksia janin.

Disinilah kiprah suami diperlukan mengingatkan ibu untuk bernafas, mengatasi kelelahan ibu dengan memenuhi kebutuhan nutrisi, menyeka keringat ibu dengan lap dingin, dan memberi semangat pada ibu. ( Simkin, P and Ruth A, 2005 : 90-91 )

Kala III : Dimulai segera sesudah bayi lahir hingga lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. ( Abdul, 2002 : 100-101 )

Masalah potensial yang mungkin terjadi sesudah pengeluaran plasenta lantaran adanya perubahan kardiovaskuler yang cepat  ( yaitu peningkatan tekanan intrakranial sewaktu mengejan dan pertambahan cepat curah jantung ). Resiko emboli cairan amnion pada paru-paru juga terjadi karena  lantaran lain. Dengan lepasnya plasenta, ada kemungkinan cairan amnion memasuki sirkulasi ibu kalau otot uterus tidak berkontraksi dengan cepat dan baik. Dalam hal ini suami sanggup berperan dengan terus memantau tanda-tanda penurunan kesadaran. ( Bobak, 2004 : 343 )

Kala IV :  Dimulai dari ketika lahirnya plasenta hingga 2 jam pertama post partum. ( Abdul, 2002 : 100-101 ) Syok hipovolemik akhir perdarahan sanggup terjadi pada tahap keempat persalinan normal. Pemulihan terjadi kalau terdapat volume darah sirkulasi yang memadai untuk badan mengompensasi kehilangan darah atau kalau diberikan infus intravena. Wanita akan mengalami tanda-tanda kepala terasa ringan, pucat, sulit bernafas dan kulit cuek serta lembab. Disinilah kiprah suami dibutuhkan untuk membantu petugas memantau perdarahan dan kontraksi uterus serta membantu ibu mengosongkan kandung kemih. ( Bobak, 2004 : 351-352 )


Daftar Pustaka - Pengertian Persalinan dan Proses serta Faktor dalam Persalinan

Abdul Bari Saifudin. (2002).  Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal ( Ed.1, Cet.3 ). Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Simkin, Penny and Ruth Anchieta. (2000).  The Labor Progress HandBook.. Achaidat, M. Chrisdiono. (2005) ( alih bahasa ). Jakarta : EGC

Rustam Mochtar. (1998). Sinopsis Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi ( Ed. 2). Jakarta: EGC.

Bobak. (1995). Maternity Nursing 4th edition. Wijayarini, Maria A. (2004) ( alih bahasa ). Jakarta : EGC.

0 Response to "Pengertian Persalinan Dan Proses Serta Faktor Dalam Persalinan"

Post a Comment