Penerapan Metode Drill Dalam Meningkatkan Prestasi Berguru Matematika Pokok Bahasan Segitiga

Makalah Penerapan Metode Drill Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan Segitiga

Tujuan pembelajaran Matematika yaitu “terbentuknya kemampuan berfikir, kritis, logis, sistematis dan mempunyai sifat objektif, disiplin dalam memecahkan suatu permasalah baik dalam bidang matematika, bidang lain, maupun dalam kehidupan sehari-hari”(Depdiknas, 2004: 1).

Namun keadaan di lapangan belumlah sesuai dengan yang diharapkan. Hasil study oleh direktorat (2000) menyebutkan bahwa meski adanya peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun pembelajaran dan pemahaman siswa SMP (pada beberapa mata pelajaran termasuk matematika) memperlihatkan hasil yang kurang memuaskan. Pembelajaran di SMP cenderung text book, oriented dan kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran cenderung abnormal dan dengan metode ceramah, sehingga konsep-konsep pembelajaran kurang bisa atau sulit dipahami. Sementara itu kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata lain tidak melaksanakan pengajaran bermakna, Metode yang dipakai kurang bervariasi dan sebagai kesudahannya motivasi belajar siswa menjadi sulit untuk ditumbuhkan dan pola berguru cenderung menghafal.

Mencermati hal tersebut di atas, sudah saatnya untuk diadakan pembaharuan, penemuan ataupun gerakan perubahan mind set kearah pencapaian tujuan pendidikan di atas. Pembelajaran matematika hendaknya memakai metode yang bervariasi guna mengoptimalkan potensi siswa. Upaya-upaya guru dalam mengatur dan memberdayakan aneka macam variabel pembelajaran merupakan cuilan penting dalam keberhasilan siswa mencapai tujuan yang direncanakan. Karena itu pemilihan metode dalam pembelajaran guna tercapainya iklim pembelajaran aktif yang bermakna yaitu tuntutan yang mesti dipenuhi oleh para guru. 

Keanekaragaman metode pembelajaran merupakan upaya alternatif dalam penerapan metode pembelajaran matematika yang hendak diterapkan yang selaras dengan tingkat perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik akseptor didik jenjang SMP. Ini artinya bahwa tidak ada metode pembelajaran yang paling baik atau metode pembelajaran yang satu lebih baik dari metode pembelajaran yang lain. 

“Baik tidaknya suatu model pembelajaran atau pemilihan suatu metode pembelajaran akan bergantung pada tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan materi yang hendak disampaikan, perkembangan akseptor didik, dan juga kemampuan guru dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya berguru yang ada” (Rahmadi Widdiharto, 2004: 2).

SMP Negeri 1 Mataram sebagai sekolah yang telah banyak didukung oleh aneka macam sarana dan prasarana ibarat laboratorium, buku paket, dan lain-lain untuk menunjang proses berguru mengajar yang baik masih memerlukan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa.

Berdasarkan observasi pada tahap awal di SMPN 1 Mataram, penerapan metode dalam setiap pembelajaran belum bisa bervariasi dan masih mengacu pada paradigma usang ibarat mengajar dengan metode ceramah. Selain itu metode-metode yang disajikan kepada siswa masih didominasi oleh aneka macam kegiatan yang hanya berpatok pada kegiatan guru dalam mengajar dan para siswa hanya mendapatkan materi pelajaran tanpa banyak menciptakan alternatif-alternatif lain dalam belajar. Adanya hal-hal tersebut menciptakan siswa merasa bosan dan jenuh dalam setiap kegiatan berguru khususnya pada mata pelajaran Matematika. Berdasarkan arsip guru mata pelajaran Matematika SMPN 1 Mataram, nilai rata-rata siswa pada ujian semester I Tahun Pelajaran 2006/2007 sanggup dilihat pada tabel dibawah ini :


Table 1

Nilai Ujian Semester I Siswa Kelas VII SMPN 1 Mataram Tahun Pelajaran 2006/2007

Kelas
Nilai Rata-rata
VII A
VII B
VII C
VII D
VII E
7. 26
6. 40
6. 82
6. 25
6. 66

(Sumber : Arsip Guru Mata Pelajaran Matematika SMPN 1 Mataram ).


Pada Tabel 1 tampak bahwa hampir 70 % siswa menerima nilai lebih kecil dari 65. Salah satu penyebabnya yaitu metode pembelajaran yang konvensional, dan dari data di atas memperlihatkan bahwa nilai rata-rata paling rendah yaitu pada kelas VII D. Sejalan dengan hal tersebut maka guru mata Pelajaran Matematika dituntut semoga bisa menyiasati dan mencermati keadaan tersebut dengan menerapkan metode pembelajaran yang tepat, sesuai dengan materi yang disampaikan. Sesuai dengan pendapat Roestiyah dalam Djamarah, Guru mempunyai seni administrasi semoga anak didik sanggup berguru secara afektif dan efesien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk mempunyai seni administrasi itu yaitu harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar.(Djamarah, 2006: 74).

Dengan melihat permasalahan di atas, maka perlu diupayakan suatu seni administrasi pembelajaran dengan melaksanakan tindakan yang sanggup melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang sesuai dengan keadaan tersebut yaitu pembelajaran dengan metode drill/latihan.

“Metode drill yaitu suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan menentukan bawah umur terhadap materi pelajaran yang sudah diberikan” (Achsanuddin Dkk, 1990: 56).

Adapun planning penelitian yang akan dilakukan yaitu penelitian tindakan kelas dengan penerapan metode drill. Dikarenakan tindakan yang dimaksud yaitu untuk meningkatkan hasil berguru siswa, maka akan berkaitan dengan pembelajran. Dengan kata lain, penelitian tindakan kelas ini harus menyangkut upaya guru dalam bentuk proses pembelajaran. Namun demikian, ada beberapa hal yang perlu dipahami bahwa penelitian tindakan kelas bukan sekedar mengajar ibarat biasanya, tetapi harus mengandung satu pengertian, bahwa tindakan yang dilakukan didasarkan atas upaya meningkatkan hasil, yaitu lebih baik dari sebelumnya.
“Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan berguru berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjai dalam sebuah kelas secara bersama”(suharsimi, 2007: 3).

Makara menurut uraian di atas sanggup dilihat bahwa penelitian tindakan kelas ini, akan ditekankan pada proses pembelajaran dengan pendekatan kualitatif dalam penerapan metode drill dan untuk mengetahui hasil berguru siswa dengan pendektan kuantitatif.

Sebelum penerapan metode drill terlebih dahulu melaksanakan pre-tes untuk mengetahui kemampuan dasar siswa pada mata pelajaran matematika pokok bahasan segitiga. Sehingga menurut hasil pre-tes tersebut akan dilakukan tindakan dengan memakai metode drill untuk meningkatkan hasil berguru siswa.

Berdasarkan pernyataan di atas timbul keingintahuan yang lebih banyak wacana penerpan metode-metode pembelajaran khususnya metode drill/latihan yang dipakai dalam pembelajaran Matematika. Sehingga menjadi sebuah judul yang berbunyi “ Penerapan Metode Drill Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan Segitiga Pada Siswa Kelas VII SMPN Negeri 1 Mataram Tahun Ajaran 2007/2008 “.


B.    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan di atas, maka rumusan duduk kasus dalam penelitian ini yaitu “ Apakah Penerapan Metode drill sanggup meningkatkan prestasi berguru matematika pokok bahasan segitiga pada siswa kelas VII D SMPN 1 Mataram, Tahun Ajaran 2007/2008”.


C.    Tujuan Penelitian

    Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan Segitiga dengan penerapan metode drill Pada Siswa Kelas VII D SMPN 1 Mataram, Tahun Ajaran 2007/2008”.

D.    Kegunaan Penelitian

1.    Kegunaan Secara Teoritis.
  • Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menuntaskan soal-soal segitiga dengan penerapan metode drill.
  • Hasil penelitian ini sanggup dijadikan sebagai materi teladan untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, membuatkan seni administrasi pembelajaran dan sanggup menjadi alternatif dalam mengatasi duduk kasus pembelajaran terutama pembelajaran matematika Pada Siswa Kelas VII D SMPN 1 Mataram, Tahun Ajaran 2007/2008”.


2.    Kegunaan secara praktis

Secara mudah penelitian ini diperlukan bermanfaat bagi :
  • Sebagai salah satu pedoman bagi guru dalam menerapkan metode drill dalam  pembelajaran Matematika.
  • Untuk menerima perangkat mengajar berupa RPP dan skenario pembelajaran yang menerapkan metode drill secara efektif pada mata pelajaran matematika pokok bahasan segitiga.



E.    Hipotesis Tindakan

”Hipotesis merupakan pernyataan tentatif (sementara) yang merupakan dugaan atau terkaan wacana apa saja yang kita amati dalam perjuangan untuk memahaminya” (Nasution, 1996 : 39).

Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka sanggup dirumuskan hipotesis sebagai berikut “Dengan penerapan metode drill sanggup meningkatkan prestasi belajar  Pada Siswa Kelas VII D SMPN 1 Mataram, Tahun Ajaran 2007/2008”.

F.    Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan wacana istilah yang ada dalam judul penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan wacana istilah-istilah dalam judul penelitian ini.
Adapun istilah yang penulis maksud yaitu :
  •  “Metode Drill yaitu suatu cara mengajar dimana siswa melaksankan kegiatan-kegiatan latihan, semoga siswa mempunyai ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari pada yang dipelajari” (Roestiyah, 1988 : 125)

Makara yang dimaksud dengan metode drill dalam penelitian ini yaitu cara mengajar seorang guru dengan memperlihatkan latihan-latihan berupa soal essay kepada siswa semoga pengetahuan dan pemahaman siswa wacana materi pelajaran segitiga yang telah dipelajari semakin terang dan tidak cepat lupa.
  •  ”Prestasi berguru yaitu hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang menjadikan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari acara dalam belajar” (Djamarah, 1994: 23).

Berdasarkan definisi tersebut sanggup dikatakan bahwa yang dimaksud dengan prestasi berguru dalam penelitian ini yaitu hasil yang diperoleh siswa kelas VII D SMPN 1 Mataram dalam bidang studi Matematika pokok bahasan Segitiga semester II (Dua) sesudah penerapan metode drill.



Untuk lebihlengkap SKRIPSI nya silakan anda klik di bawah ini!!!
Download disini !!!

0 Response to "Penerapan Metode Drill Dalam Meningkatkan Prestasi Berguru Matematika Pokok Bahasan Segitiga"

Post a Comment