Ada sebuah kisah, yang barangkali bisa menjadi pembelajaran kita bersama, ihwal bagaimana sebuah proses “diperjuangkan”
Tetesan Air yang Dapat Melubangi Batu
Kisah ini berawal dari seorang perjaka biasa yang dianggap bodoh dan ndeso yang mempunyai orangtua dengan santunan luar biasa sehingga ketika orangtuanya terkena wabah dan hampir meninggal, mereka menawarkan sebuah wejangan bagi perjaka ini, “Jika kami meninggal, maka tidak ada lagi yang akan mendukungmu, oleh alasannya yakni itu kau harus bisa mandiri. Jadilah mirip tetesan air yang bisa melubangi batu, fokuslah pada apa yang kau kuasai dan kau akan menjadi seseorang yang disegani banyak orang.”Pemuda ini kemudian melanjutkan usaha ayahnya sebagai tukang kayu, dan alasannya yakni semenjak kecil ia sudah sering membantu ayahnya dalam menilai kayu, ia memperoleh kemampuan untuk mengenali dan menilai kayu dengan baik.
Suatu hari, seorang yang renta mendatangi perjaka tersebut untuk mencari kayu yang sanggup dipahat menjadi patung. Pemuda tersebut dengan cepat menawarkan kayu terbaik untuk pahatan. Siapa sangka, orangtua tersebut nyatanya yakni pemahat populer di desa tersebut, dan alasannya yakni kayu yang diperoleh dari perjaka tersebut sangatlah bagus, ia menjadi langganan yang terus membeli kayu dari sang pemuda.
Lama kelamaan, perjaka tersebut menjadi akrab dengan sang pemahat, dan ia pun memutuskan untuk berguru memahat dari sang pemahat. Namun, dikala ia gres akan mulai berguru memahat, sang pemahat menawarkan wejangan, “Jika ingin menjadi pemahat terbaik, jadilah mirip tetesan air yang bisa melubangi batu, fokuslah pada apa yang kau kuasai maka kau sanggup menjadi seorang yang sukses.”
Mendengar nasihat tersebut, perjaka itu menyadari bahwa wejangan dari sang pemahat dan orangtuanya memang menjadi pedoman kesuksesan, dimana walaupun ia yakni seorang yang dulu dianggap bodoh dan terbelakang, dengan fokus dan kerja keras, ia akibatnya menjadi pemahat yang disegani di seluruh dunia.
"Sebuah kisah yang sanggup menjadi pembelajaran bagi kita semua, yang menunjukan bahwa tidak peduli seberapa kerasnya sebuah batu, tetesan air sanggup menaklukannya. Ini merupakan sebuah analogi dimana dunia ini penuh dengan ujian hidup yang begitu kerasnya, namun tetap sanggup dikalahkan oleh tekad dan fokus usaha yang dilakukan.
Suksesnya Ibnu Hajar berguru dari sebuah batu
Nama orisinil ia yakni Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar Al-Kannani Al-Qabilah yang berasal dari Al-Asqalan. Namun ia lebih masyhur dengan julukan Ibn Hajar Al Asqalani. Ibnu Hajar berarti anak kerikil sementara Asqalani yakni nisbat kepada ‘Asqalan’, sebuah kota yang masuk dalam wilayah Palestina, akrab Ghuzzah.Suatu ketika, dikala ia masih berguru disebuah madrasah, ia populer sebagai murid yang rajin, namun ia juga dikenal sebagai murid yang bodoh, selalu tertinggal jauh dari teman-temannya. Bahkan sering lupa dengan pelajaran-pelajaran yang telah di ajarkan oleh gurunya di sekolah yang membuatnya patah semangat dan frustasi.
Beliaupun memutuskan untuk pulang meninggalkan sekolahnya. Di tengah perjalanan pulang, dalam kegundahan hatinya meninggalkan sekolahnya, hujan pun turun dengan sangat lebatnya, mamaksa dirinya untuk berteduh didalam sebuah gua. Ketika berada didalam gua pandangannya tertuju pada sebuah tetesan air yang menetes bertahap jatuh melubangi sebuah batu, ia pun terkejut. Beliau pun berguman dalam hati, sungguh sebuah keajaiban. Melihat insiden itu beliaupun merenung, bagaimana mungkin kerikil itu bisa terlubangi hanya dengan setetes air. Ia terus mengamati tetesan air itu dan mengambil sebuah kesimpulan bahwa kerikil itu berlubang alasannya yakni tetesan air yang terus menerus.
Dari insiden itu, seketika ia tersadar bahwa betapapun kerasnya sesuatu bila ia di asah trus menerus maka ia akan manjadi lunak. Batu yang keras saja bisa terlubangi oleh tetesan air apalagi kepala saya yang tidak ibarat kerasnya batu. Makara kepala saya niscaya bisa menyerap segala pelajaran bila dibarengi dengan ketekunan, rajin dan sabar.
Sejak dikala itu semangatnya pun kembali tumbuh kemudian ia kembali ke sekolahnya dan menemui Gurunya dan menceritakan pristiwa yang gres saja ia alami. Melihat semangat tinggi yang terpancar dijiwa beliau, gurunya pun berkenan menerimanya kembali untuk menjadi murid disekolah itu.
Sejak dikala itu perubahan pun terjadi dalam diri Ibnu Hajar. Beliau manjadi murid yang tercerdas dan malampaui teman-temannya yang telah manjadi para Ulama besar dan ia pun tumbuh menjadi ulama tersohor dan mempunyai banyak karangan dalam kitab-kitab yang populer dijaman kita skrang ini. Di antara karya ia yang populer ialah: Fathul Baari Syarh Shahih Bukhari, Bulughul Marom min Adillatil Ahkam, al Ishabah fi Tamyizish Shahabah, Tahdzibut Tahdzib, ad Durarul Kaminah, Taghliqut Ta’liq, Inbaul Ghumr bi Anbail Umr dan lain-lain.
Bahkan berdasarkan muridnya, yaitu Imam asy-Syakhawi, karya ia mencapai lebih dari 270 kitab. Sebagian peneliti pada zaman ini menghitungnya, dan mendapatkan hingga 282 kitab. Kebanyakan berkaitan dengan pembahasan hadits, secara riwayat dan dirayat (kajian).
0 Response to "Motivasi Mencar Ilmu Dari Sebuah Kerikil Bila Kau Frustasi Belajar"
Post a Comment