Penerapan Pembelajaran Berbasis Duduk Perkara Dalam Peningkatan Ketuntasan Berguru Siswa Mata Pelajaran Matematika

Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Konteks Kajian

Di zaman modern ini pendidikan memegang peranan penting dalam membuat generasi-generasi bangsa yang bisa mengimbangi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan merupakan salah satu penentu maju mundurnya peradaban suatu bangsa. Mengingat hal tersebut maka seharusnya pendidikan bisa memperlihatkan kontribusinya secara optimal dalam melahirkan generasi-generasi penerus bangsa yang berkualitas, baik  penguasaan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi maupun dalam dogma dan takwa, ibarat apa yang diamanatkan oleh UUD 1945. Tujuan Pendidikan Nasional  ibarat yang tercantum dalam Undang-Undang No.2 Tahun 1989 adalah:
Mencerdaskan kehidupan bangsa dan menyebarkan insan indonesia seutuhnya, yaitu manusia  yang beriman terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, mempunyai pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan sanggup berdiri diatas kaki sendiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan.

Salah satu bentuk wujud kasatmata untuk mencapai harapan bangsa tersebut yaitu adanya lembaga-lembaga pendidikan formal. Pendidikan sekolah merupakan salah satu bentuk pendidikan  formal yang diselenggarakan dalam bentuk acara pembelajaran yang terpola dan sistematis. Tetapi tidak jarang lembaga-lembaga pendidikan formal belum bisa menghasilkan generasi-generasi bangsa yang berkualitas, ini disebabkan oleh banyaknya permasalahan-permasalahan dalam dunia pendidikan yang belum bisa ditanggulangi oleh pemerintah.

Salah satu permasalahn pendidikan di lingkungan sekolah yang secara pribadi berhadapan dengan siswa yaitu pembelajaran.  Rendahnya kualitas pembelajaran berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya insan yang dihasilkan baik secara kuantitas maupun kualitas. Untuk membuat pembelajaran yang berkualitas memang bukan pekerjaan yang mudah. Dibutuhkan kesepakatan dan kerjasama yang baik antara elemen-elemen yang terlibat di dalamnya.

Salah satu elemen yang paling berperan dalam acara pembelajaran yaitu guru. Guru memegang posisi sentral dan menjadi ujung tombak dalam acara pembelajaran. Sehingga berhasilnya tidaknya suatu acara pembelajaran sangat ditentukan oleh guru. Sehingga masuk akal hampir sebagian besar kebijakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, diarahkan dulu pada upaya peningkatan kemampuan dan kualitas guru sebagai tenaga pengajar.
Guru yaitu unsur manusiawi dalam pendidikan, guru yaitu figur insan yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan persoalan dunia pendidikan formal di sekolah. Hal itu tidak sanggup disangkal, lantaran forum pendidikan formal yaitu dunia kehidupan guru.

Oleh lantaran itu, dalam rangka membuat pembelajaran yang berkualitas dibutuhkan kesanggupan guru untuk mau menyebarkan model-model pembelajarannya sesuai dengan karakteristik  siswa yang dihadapi, juga dituntut adanya kreatifitas dan kecerdasan guru yang tinggi untuk mengkreasikan sumber-sumber pembelajaran yang ada dan memanfaatkannya secara proporsional, sehingga sanggup meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran.

Salah satu disiplin ilmu yang  diajarkan di sekolah yaitu matematika. Di setiap tingkat atau jenjang pendidikan baik di SD (SD), SMP (SMP), maupun di Sekolah Menengah Atas (SMA), matematika merupakan mata pelajaran yang wajib diajarkan. Apalagai mengacu pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yang berlaku pada ketika ini. 
Mata pelajaran matematika termasuk pada mata pelajaran yang diujikan secara nasional. Sehingga konsekuensinya bagi siswa, kalau tidak lulus mata pelajaran matematika di ujian simpulan nasional pada jenjang pendidikannya maka siswa tersebut tidak berhak melanjutkan pada jenjang pendidikan yang ada di atasnya.

Begitu juga pada SMP (SMP), mata pelajaran matematika merupakan prasyarat untuk melanjutkan pada Sekolah Menengah Atas (SMA). Atas dasar tersebut maka pembelajaran matematika yang berkualitas harus bisa diciptakan sehingga siswa tidak lagi menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang angker dan persentase angka kelulusan terus sanggup ditingkatkan.

Tujuan pembelajaran matematika pada SMP (SMP) menurut Standar Kompetensi yang ditetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006, adalah:
  1.  Memahami konsep bilangan real, operasi hitung dan sifat-sifatnya (komutatif, asosiatif, distributif), barisan bilangan, serta pennggunaannya dalam pemecahan masalah.
  2. Memahami konsep aljabar: bentuk aljabar dan unsur-unsurnya, persamaan dan tidak persamaan dan pertidaksamaan linear serta pennyelesaiannya, himpunan dan operasinya, relasi, fungsi dan grafiknya, serta persamaan linear dan penyelasaiannya, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
  3. Memahami bangun-bangun geometri, unsur-unsur dan sifat-sifatnya, ukuran dan pengukurannya, meliputi: korelasi antar garis, sudut (melukis dan membagi sudut), dan segi empat, teorema Pythagoras, bulat (garis singgung sekutu, bulat luar dan bulat dalam segitiga dan melukisnya), kubus, balok, prisma, limas dan jenjang-jenjangnya, kesebangunan dan kongruensi, tabung, kerucut, bola, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
  4. Memahami konsep data, pengumpulandan pengujian data, (dengan tabel, gambar diagram, grafik), rentangan data, rata hitung, modus dan mediadn, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah.
  5. Memahami konsep ruang sampel dan peluang kejadian, serta memanfaatkan dalam pemecahan masalah.
  6. Memiliki perilaku menghargai matematika dan kegunaannya dalam kehidupan.
  7. Memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta mempunyai kemampuan bekerjasama.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka diharapkan pada siswa di SMP (SMP) sesudah berguru matemtika diharapkan bisa memahami konsep atau teori dalam matematika berkenaan dengan materi yang dipelajari dan kemudian bisa berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta mempunyai kemampuan berafiliasi dalam upaya memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika tersebut secara optimal maka mutlak diharapkan suatu kebijakan pembelajaran matematika yang benar-benar berkualitas sehingga siswa terdorong untuk berguru dan dengan cepat memahami materi-materi yang diajarkan. Apa lagi mengingat bahwa siswa menganggap mata pelajaran matematika merupakan materi pelajaran yang sulit dipahami dan dicerna oleh siswa. Tentu ini menjadi tantangan tersendiri bagi seorang guru untuk memperlihatkan pemahaman yang terperinci wacana matematika sehingga siswa tidak akan takut lagi untuk berguru matematika, ini hanya sanggup dilakukan dengan membuat sistem pembelajaran matematika yang berkualitas. 
Terlepas dari hal tersebut, spesialis matematika modern mengatakan, “ada lima tahapan yang harus dilalui untuk sanggup memahami matematika, yaitu pengenalan, analisis, pengamatan, deduksi dan akurat.”  Dari pendapat tersebut maka dalam pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas, tahapan-tahapan tersebut harus sanggup dilalui dengan baik sehingga tujuan pembelajaran matematika yang diharapkan bisa terwujudkan.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut, terperinci bahwa pembelajaran yang baik merupakan instrumen  inti dalam upaya menyebabkan siswa menjadi insan yang berkualitas baik secara intelektual maupun spiritual. Tetapi tidak jarang lembaga-lembaga pendidikan formal pada suatu wilayah, belum bisa membuat acara pembelajaran yang berkualitas  khususnya dalam pembelajaran matematika.

Bagaimana dengan sebuah kecamatan gres dalam hal pendidikan, khususnya dalam acara pembelajaran matematika pada  SMP (SMP) ?

Dalam bidang pendidikan Kecamatan Wanasaba sudah cukup mapan, hal tersebut terlihat dari banyaknya lembaga-lembaga pendidikan formal atau sekolah, baik sekolah swasta maupun sekolah negeri yang tersebar di wilayah Kecamatan Wanasaba. Dari data yang diberikan oleh Kantor Cabang Dinas Pendidikan (KCD)  Kecamatan Wanasaba, terdapat 19 sekolah TK, SD/MI sebanyak 47 sekolah yang terdiri dari 4 sekolah negeri dan 17 sekolah swasta, SMA/MA sebanyak 12 sekolah yang terdiri dari 2 sekolah negeri dan 10 sekolah swasta. 
Dengan banyaknya sekolah ibarat yang diuraikan, memperlihatkan bahwa Kecamatan Wanasaba telah cukup mapan dalam bidang pendidikan. Namun yang menjadi sorotan kini yaitu keberadaan sekolah-sekolah negeri yang berada pada wilayah Kecamatan Wanasaba, khususnya SMP (SMP) Negeri.

Walaupun arif balig cukup akal ini sudah tidak begitu jauh perbedaan anatara sekolah negeri dengan sekolah swasta, namun masyarakat banyak yang lebih antusias menyekolahkan anak-anaknya di sekolah-sekolah negeri. Dapat disimpulkan bahwa sekolah-sekolah negeri di Kecamatan Wanasaba merupakan sekolah favorit bagi para orang bau tanah maupun anak-anaknya.

Tentu sebagai sekolah yang difavoritkan, sekolah-sekolah tersebut ingin memperlihatkan pembelajaran yang baik dan berkualitas bagi anak didiknya. Terutama dalam pembelajaran matematika, mengingat kebanyakan siswa menganggap bahwa mata pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit dimengerti. 
Untuk menghilangkan persepsi tersebut tentu pembelajaran matematika yang berkualitas menjadi syarat mutlak yang harus diwujudkan. Apalagi sebagai sekolah yang difavoritkan  masyarakat, maka seharusnya pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan menjadi pola dan panutan untuk sekolah-sekolah swsta disekitarnya.

Dari uraian di atas,  peneliti sangat tertarik untuk mengkaji lebih dalam terkait dengan pembelajaran matematika di wilayah tersebut sehingga perlu dilakukan sebuah penelitian wacana “ Pembelajaran Matematika Di SMP (SMP) Negeri se-Kecamatan. Wanasaba  Tahun 2008/2009”.
B.    Fokus Penelitian

Untuk mempertegas arah penelitian ini, maka perlu untuk merumuskan permasalahan yang akan menjadi fokus penelitian dalam penelitian ini. Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah:
  1. Bagaimana Pembelajaran Matematika Di SMP (SMP) Negeri se-Kecamatan. Wanasaba Tahun 2008/2009 ?
  2. Apa Permasalahan Pembelajaran Matematika Di SMP (SMP) Negeri se-Kecamatan. Wanasaba Tahun 2008/2009 ?
  3. Apa langkah-langkah Mengatasi Permasalahan Pembelajaran Matematika Di SMP (SMP) Negeri se-Kecamatan. Wanasaba Tahun 2008/2009 ?



C.    Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan fokus penelitiain dari penelitian ini, maka tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah:
  1. Mengetahui pelaksanaan Pembelajaran Matematika Di SMP (SMP) Negeri se-Kecamatan. Wanasaba Tahun  2008/2009.
  2. Mengetahui permasalahan Pembelajaran Matematika Di SMP (SMP) Negeri se-Kecamatan. Wanasaba Tahun 2008/2009
  3. Mengetahui langakah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan Pembelajaran Matematika Di SMP (SMP) Negeri se-Kecamatan. Wanasaba  Tahun 2008/2009

 Sedangkan manfaat dari hasil penelitian ini secara umum sanggup dilihat dari dua segi yang berbeda, yaitu:

1.    Kegunaan Secara Teoritis
  • Memberikan suplemen pengetahuan wacana pelaksanaan pembelajaran matematika di lapangan.
  • Memberikan pemahaman wacana pelaksanaan pembelajaran matematika yang berkualitas dan permasalahan-permasalahan yang sering dihadapi ketika pelaksanaan pembelajaran matematika dan upaya yang dilakukan untuk mengatasinya.

2.    Kegunaan Secara Praktis
  • Diharapkan sebagai materi refleksi bagi guru wacana pelaksanaan pembelajara matematika yang dilakukan selama ini.
  • Sebagai materi masukan dalam rangka memperbaiki sistem pembelajaran matematika di SMP (SMP) Negeri se-Kecamatan. Wanasaba maupun sekolah-sekolah lainnya.
  • Bagi Kepala Sekolah, sanggup dipakai sebagai materi pertimbangan dalam mengambil kebijakan yang terkait dengan pembelajaran matematika di sekolah masing-masing.
  • Bagi peneliti, penelitian ini menjadi guru yang ketika nanti terjun pribadi sebagai pemain drama dalam acara pembelajaran matematika akan menjadi pedoman dalam membuat pembelajaran matematika yang berkualitas.
D.    Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Untuk membatasi cakupan dalam penelitian ini sehingga penelitian yang dilakukan benar-benar fokus pada konteks penelitian dan pada ketika pengumpulan data peneliti mempunyai panduan dalam upaya memperoleh gosip atau data  yang dibutuhkan terkait dengan permasalahan yang diteliti. Maka perlu memilih batasan-batasan atau cakupan penelitian.

Penelitian ini dilakukan dalam upaya untuk memperoleh gosip terkait dengan pembelajaran matematika di SMP (SMP) Negeri se-Kecamatan. Wanasaba, dari  tahap perencanaannya, pelaksanaannya di dalam kelas, penilaian dan permasalahan-permasalahan yang muncul pada ketika pembelajaran matematika di SMP (SMP) Negeri se-Kecamatan. Wanasaba serta upaya-upaya untuk mengatasi permasalahan pembelajaran matematika dalam rangka   meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di SMP (SMP) Negeri se-Kecamatan. Wanasaba tahun 2008/2009.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur. Ada tiga Sekolah Menengah Pertama  (SMP) Negeri yang terdapat di Kecamatan Wanasaba yang akan menjadi objek penelitian. Pertama, SMP Negeri 1 Wanasaba yang berada di perbatasan antara Desa Wanasaba dengan Desa Mamben Daya   tepatnya di Jln. Negara Labuhan Lombok Wanasaba. Kedua, SMP Negeri 2 Wanasaba yang berada di Desa Karang Baru tepatnya di Jln. Segara Anak, posisinya agak jauh dari pusat Kecamatan Wanasaba. Ketiga, SMP Negeri 3 Wanasaba yang berada di Desa Wanasaba tepatnya di Jln. Jurusan Arya Banjar Getas, dimana belum terdapat alat transportasi umum yang menuju sekolah tersebut. Walaupun sudah ada jalan besar, alat transportasi yang dipakai hanya ojek.

 
E.    Telaah Pustaka

Tidak sanggup dipungkiri bahwa umumnya banyak masalah-masalah dalam dunia pendidikan sudah pernah dikaji secara mendalam dalam sebuah penelitian. Namun tentu dalam setiap penelitian tersebut mempunyai titik tekan yang berbeda dalam mengkaji sebuah persoalan walalaupun konteks penelitiannya sama. Begitu juga dalam penelitian ini, walaupun telah banyak yang sudah melaksanakan penelitian yang terkait dengan pembelajaran matematika, akan tetapi fokus kajian dan ruang lingkup atau kedalaman kajian dalam penelitian ini mempunyai perbedaan-perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Sebagai citra dan materi perbandingan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, maka berikut akan diuraikan beberapa penelitian yang masih terkait dengan pembelajaran.

Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika

0 Response to "Penerapan Pembelajaran Berbasis Duduk Perkara Dalam Peningkatan Ketuntasan Berguru Siswa Mata Pelajaran Matematika"

Post a Comment